Agrotekno Sarana Industri
085741862879
Jual Aneka Mikrobia Untuk Industri: Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, Aspergillus sojae, Rhizopus oryzae, Saccharomyces cereviseae, Sacch. fibulegera. Bacillus cereus, Lactobacillus casei, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus plantarum,......
Jual Enzim Alfa, Beta, Gluco Amylase
Singkong (Manihot esculenta) adalah salah satu
jenis komoditas yang sangat potensial untuk dikembangkan
sebagai produk unggulan karena dapat diolah menjadi aneka produk
olahan yang bernilai ekonomis tinggi. Selain untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri, singkong telah banyak diekspor untuk memenuhi pasar
internasional. Indonesia adalah negara penghasil singkong nomor
4 dunia setelah Nigeria, Thailand dan Brazil. Menurut
data BPS pada tahun 2009 produksi singkong mencapai 22 juta
ton, sedangkan menurut data tahun 2010 (ARAM III) produksinya
mencapai 23 juta ton.
Singkong telah banyak diolah menjadi bahan baku
industri seperti tapioka, tepung mocaf, gula cair, berbagai makanan
camilan, nata de cassava, dan lain-lain. Indonesia memiliki varietas
singkong yang cukup banyak dengan kualitas yang cukup baik seperti; Singkong
Meni, Cimanggu, Darul Hidayah, Marekan, Gatotkoco, Adira, Malang, dan
lain-lain.Singkong memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan
beras dan gandum selain sebagai sumber karbohidrat, mengandung
vitamin B1, vitamin C, beta karoten (singkong kuning) juga
mempunyai serat yang membantu proses pencernaan. Keunggulan
lain dari singkong dan produk turunannya adalah mempunyai
indeks glikemik (IG) rendah sehingga cocok dikonsumsi penderita
diabetes dan tidak mengandung gluten sehingga aman dikonsumsi
penderita autis.
Pengembangan teknologi pangan komiditas
singkong adalah upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional
melalui diversifikasi produk olahan singkong. Meningkatnya produksi
singkong nasional dan produk turunannya diharapkan mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat dan devisa bagi negara. Produk olahan singkong
menjadi tepung mocaf-tepung singkong yang dimodikasi dengan teknik
fermentasi telah mampu menyubstitusi ketergantungan komoditas terigu
nasional. Indonesia adalah salah satu pengimpor terigu yang cukup
besar dimana kita ketahui bahwa negara kita adalah beriklim tropis
sehingga bukan negara penghasil gandum bahan baku terigu. Limbah
dari pembuatan tepung mocaf juga dapat diolah menjadi nata de
cassava, sedangkan kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak. Hal ini sangat menguntungkan bagi para pelaku usaha.
Teknologi proses sangat penting untuk dikembangkan dalam rangka
melakukan diversifikasi produk olahan.
Indonesia memiliki
potensi yang sangat besar untuk mengembangkan industri nata de
cassava, karena memiliki sumber bahan baku singkong yang cukup
melimpah. Nata de cassava adalah salah satu produk olahan singkong
yang bernilai ekonomis tinggi yang dapat dikembangkan baik skala home
industri atau menengah. Nata de cassava adalah produk hasil
fermentasi bahan baku singkong dengan memanfaatkan bakteri
Acetobacter xylinum yang menghasilkan bahan berupa jely, berserat
tinggi, kenyal, berwarna putih dan rasanya nikmat seperti nata de
coco. Proses pembuatan nata decassava dapat menggunakan umbi singkong
atau memanfaatkan limbah cair industri berbasis singkong seperti
tapioka dan tepung mocaf. Pembuatan nata de cassava mudah dan
teknologinya juga sederhana sehingga dapat dilakukan oleh industri
rumahan. Alat yang digunakan juga relatif sederhana serta membutuhkan
investasi dalam jumlah yang relatif terjangkau 5-10 juta dapat sudah
beroperasi untuk menghasilkan nata dalam jumlah 4 – 8 ton per
bulan.
Ditinjau dari aspek
pasar nata de cassava mampu menyubstitusi nata de coco atau sari
kelapa yang sudah sangat familier. Namun, tinggi permintaan produk
nata oleh industri minuman kemasan belum terpenuhi, sedangkan
ketersediaan bahan baku air kelapa sudah semakin bersaing ketat
sehingga harganya menjadi semakin mahal berkisar Rp.150-Rp.225.
Inovasi singkong menjadi nata de cassava telah mampu mengatasi
kekurangan pasokan nata berbahan baku air kelapa. Nata de cassava
memiliki karakteristik yang cukup baik untuk menyubstitusi nata de
coco sehingga permintaan nata de cassava oleh industri minuman
kemasan semakin meningkat.
Ini adalah peluang usaha
yang belum banyak digarap, kenapa harus menjadi pekerja atau keluar
negeri kalau kita mampu mengolah negeri sendiri. Kenapa kita harus
impor dari Amerika kalau negeri sendiri kaya!!! Selamat
berwirausaha....Bravo Indonesia!
0 comments:
Post a Comment