Rosella
(Hisbiscus
sabdariffa),
adalah salah
satu tanaman herbal yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Awalnya,
tanaman rosela
hanya
dianggap sebagai tanaman penghias tanam yang cukup eksotik. Namun
setelah diketahui bahwa bunga rosella memiliki banyak khasiat yang
dapat
mengobati berbagai penyakti, menjadi banyak dibudidayakan sebagai
tanaman herbal yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman yang berasal
dari benua Afrika
ini juga tumbuh baik di iklim tropis seperti Indonesia, sehingga
pembudidayaannya relative mudah.
Bagian tanaman rosella yang memiliki khasiat pengobatan adalah bagian
kelopak bunga rosella. Cara mengonsumsi bunga rosella hanya dengan
diseduh dengan air panas dengan ditambahkan gula sehingga nikmat
rasanya. Bunga rosella juga telah diolah menjadi aneka produk seperti
minuman kemasan, selai, jeli, dan lain-lain.
Kelopak
bunga Rosela sudah banyak
diteliti oleh pakar kesehatan modern maupun pakar kesehatan
tradisional di berbagai negara di dunia. Kelopak bunga rosella
diketahui
mengandung zat-zat penting yang diperlukan oleh tubuh, seperti
vitamin C,
vitamin A,
protein esensial, kalsium,
dan 18 jenis asam
amino, termasuk arginina
dan legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh.
Tanaman
ini mengandung antosianin,
asam
protosatekuat, asam
askorbat, ekstrak
saliks, glikosida
cardiac,
flavonoid,
saponin,
alkaloid,
sardenoleda,
anthocyanins
delphinidin-3-O-sambubioside,
cyanidin-3-O-sambubioside,
Rosella kering mengandung flavonoid
gossypetin,
hibiscetine
dan sabdaretine.
Pigmen utama yang sebelumnya dilaporkan sebagai hibiscin
telah diidentifikasi sebagai daphniphylline.
Sejumlah kecil myrtillin
(delphinidin
3-monoglucoside),
Chrysanthenin
(cyanidin
3-monoglucoside),
dan delphinidin
juga terdapat pada tanaman ini.
Secara
tradisional, ekstrak kelopak rosela berkhasiat sebagai antibiotik,
aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretik (melancarkan buang
air kecil), pelarut, sedativ (penenang), dan tonik. Sebuah penelitian
yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan,
Chau-Jong Wang, konsumsi rosela digunakan sebagai salah satu cara
baru untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Flora ini terbukti
secara klinis mampu mengurangi jumlah plak yang menempel pada dinding
pembuluh darah. Tidak hanya itu, rosela juga memiliki potensi untuk
mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL
dan lemak dalam
tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa rosela juga bermanfaat terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi
(tekanan darah tinggi), membantu program diet bagi penderita
kegemukan (obesitas),
melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum, melancarkan dahak
bagi batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk melancarkan buang
air besar.
Beberapa
khasiat tanaman rosella antara lain; untuk
diet, obat
batuk, menurunkan asam
urat, Hipertensi,
Diabetes
mellitus, memperbaiki metabolisme tubuh, melangsingkan Tubuh,
menghambat sel kanker,
mencegah sariawan
dan panas dalam, menambah vitalitas, meredakan batuk, mencegah flu,
antioksidan,
antihipertensi,
antikanker,
antidepresi, antibiotik,
aprodisiak, diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik, dan
menurunkan absorpsi alkohol.
Pemberian
ekstrak kelopak rosela yang mengandung 9,6 miligram anthocyanin
setiap hari selama 4 minggu, mampu menurunkan tekanan darah yang
hampir sama dengan pemberian captopril
50 mg/hari. Rosela terstandar tersebut dibuat dari 10 gram kelopak
kering dan 0,52 liter air (Herrera-Arellano,
2004). Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar 11,2 %
dan tekanan diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela
selama 12 hari pada 31 penderita hipertensi
sedang (Haji Faraji, 1999).
Pemberian
bunga rosella kepada penderita asam urat menunjukan adanya penurunan
kreatinin, asam
urat, sitrat,
tartrat, kalsium,
natrium, dan
fosfat dalam urin
pada 36 pria yang mengonsumsi jus rosela sebanyak 16-24 g/dl/hari
(Kirdpon, 1994).
Tingginya
kadar asam urat,
kalsium dan
natrium dalam
darah secara mekanisme normal tubuh akan dikurangi dengan membuang
kelebihan unsur tersebut melalui ginjal.
Jika kondisi demikian dibiarkan berlangsung lama akan memberatkan
kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam tubuh.
Penelitian
yang dilakukan oleh Ir Didah Nur Faridah MSi, periset Departemen Ilmu
dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, menunjukkan bahwa
kandungan antioksidan
yang dimiliki oleh kelopak rosela terdiri atas senyawa gossipetin,
antosianin, dan glukosida hibiscin yang mampu memberikan perlindungan
terhadap berbagai penyakit degeneratif (akibat proses penuaan)
seperti jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak.
Rosela
diketahui memiliki kandungan senyawa fenolik yang berfungsi sebagai
antioksidan
sebanyak 23,10 mg dalam setiap gram bobot kering kelopak rosela.
Sejumlah antioksidan
yang dikandung rosela tersebut memiliki aktivitas 4 kali lebih tinggi
dibanding bubuk kumis kucing.
Peneliti
Faculty
of Agriculture,
Kagoshima University, De-Xing
Hou
menemukan bahwa
rosela
mengandung;
delphinidin
3-sambubioside
dan cyanidin
3-sambubioside,
antosianin yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara
kerjanya adalah dengan menghambat terjadinya kehilangan membran
mitokondrial dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke sitosol. Jika
molekul mengandung elektron seperti guanin DNA terserang, kesalahan
replikasi DNA mudah
terjadi. Kerusakan DNA
memicu oksidasi LDL, kolesterol,
dan lipid yang berujung pada penyakit ganas seperti kanker dan
jantung koroner. Namun, antioksidan yang dikandung rosela meredam
aksi radikal bebas yang menyerang molekul tubuh yang mengandung
elektron. Secara singkat, adanya mekanisme tersebut menjelaskan
bagaimana antioksidan
yang terdapat dalam kelopak rosela menghambat pertumbuhan sel kanker
dan kejadian penyakit jantung koroner.
Rosela
juga telah
terbukti
dapat menurunkan kadar trigliserida dan LDL-kolesterol dalam darah.
Menurut
Sayago-Ayerdi
SG dari Department
of Nutrition,
Universidad Complutense de Madrid, Spanyol,
bahwa kelopak bunga rosela
mengandung 33,9% serat larut yang membantu meluruhkan lemak. Kendati
demikian,
kadar
keasaman (pH) seduhan rosela mencapai 3,14 sehingga perlu diwaspadai
reaksi lambung untuk pengidap maag,
karena kemungkinan memiliki efek merugikan.
Untuk
mengolah
bunga rosella menjadi siap konsumsi caranya mudah, yaitu bunga yang
telah siap panen kemudian dipetik,
dijemur di bawah terik matahari selama 1-2 hari agar memudahkan
pemisahan lidah kelopak dengan bijinya. Kemudian cuci air bersih dan
jemur kembali selama 3-5 hari. Remas kelopaknya, jika mudah menjadi
bubuk artinya kadar air telah mencapai 4-5%. Untuk
mengonsumsinya, seduh
2-3 g teh rosela dengan air mendidih hingga larut dan air berubah
menjadi kemerahan
dan tambahkan gula secukupnya.
Untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori
seperti gula jagung.
Jual Rosella kering per Kg 90rb
085741862879
0 comments:
Post a Comment