Agrotekno Sarana Industri
Jual bakteri Acetobacter Xylinum Dan Aneka Mikrobia
Jual bakteri Acetobacter Xylinum Dan Aneka Mikrobia
085741862879
Siwalan
(borassus
flabellifer) adalah
merupakan jenis tanaman langka sehingga jarang dijumpai. Siwalan
(Borassus
flabellifer)
banyak ditemukan di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk
Indonesia. Secara
taksonomi, Siwalan diklasifikasi: Kingdom
: Plantae, Divisio : Magnoliophyta, Klas : Liliopsida, Ordo
: Arecales, Family : Arecaceae, Genus : Borassus, Spesies : Borassus
flabellifer
L. Siwalan merupakan tanaman yang memiliki batang tunggal dengan
tinggi 15-30 m dan diameter batang sekitar 50-60 cm.
Sebagaimana
tanaman palm, siwalan memiliki helaian daun serupa kipas bundar,
berdiameter hingga 1,5 m, sisi bawahnya terdapat lapisan lilin yang
berwarna putih. Tangkai daun mencapai panjang 1 m, dengan pelepah
yang lebar dan hitam di bagian atasnya; sisi tangkai dengan deretan
duri yang berujung dua. Daun siwalan banyak digunakan sebagai bahan
kerajinan seperti kipas, tikar, topi, aneka keranjang, tenunan untuk
pakaian dan media penulisan naskah lontar pada zaman dahulu.
Sedangkan kayu dari batang lontar bagian luar bermutu baik, berat,
keras dan berwarna kehitaman yang dapat digunakan sebagai bahan
bangunan atau untuk membuat perkakas dan barang kerajinan.
Di
Indonesia, siwalan banyak terdapat di sebelah timur pulau Jawa,
Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Di
Indonesia, siwalan dikenal pula dengan nama lontar, sedangkan di
bebepa negara di Asia Siwalan dikenal dengan nama; palmyra palm,
toddy palm, sugar palm, lontar palm, wine plam, dan dalam dalam
Bahasa Inggris disebut cambodian palm.
Tanaman ini umumnya tumbuh di daerah-daerah tertentu yang memiliki
iklim kering dengan curah hujan rata-rata 63-117 hari/tahun. Salah
satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki potensi besar untuk
mengembangkan tanaman Siwalan adalah Kabupaten
Rembang. Kabupaten Rembang memiliki jenis tanah yang cocok untuk
tanaman Siwalan yaitu mediteran merah kuning (30%), grumosol/vertisol
(30%), regosol (10%), mediteran merah kuning gromosol dan regosol
(10%), mediteran kuning merah dan grumosol (6%), andosol (10%), dan
andosol merah coklat (4%).
Tanaman
ini menghasil buah berbentuk bulat, kulitnya berwarna hitam
kecoklatan dan daging buahnya berwarna putih seperti daging kelapa
dan berserat tinggi. Daging buah siwalan yang merupakan ensperm biji
bersifat lunak rasanya mirip kolang-kaling sering digunakan untuk
bahan campuran minuman es dawet seiwalan yang biasa didapati dijual
di daerah pesisir Jawa Timur, Paciran, Lamongan. Daging buah yang
tua, yang kekuningan dan berserat, dapat dimakan segar ataupun
dimasak terlebih dahulu. Buah
siwalan memiliki air nira yang yang dapat dikonsumsi sebagai minuman
segar yang nikmat, atau diolah menjadi gula merah siwalan sebagaimana
gula merah nira kelapa. Menurut Davis and
Johnson
(1987), nira siwalan mengandung total gula (g/100 cc) = 10,93;
Protein (g/100 cc) = 0,35; Nitrogen (g/100 cc) = 0,056; Fosfor (g/100
cc) = 0,14 ; Besi (g/100 cc) = 0,4; Vitamin C (mg/100 cc) = 13,25.
Kandungan
nutrisi nira siwalan yang tinggi tersebut ternyata dapat diolah
menjadi nata. Dari hasil penilitian yang dilakukan oleh Emil S.
seorang peniliti agrotekno, alumni UGM menyebutkan bahwa nata
berbahan baku siwalan memiliki karakteristik yang sangat bagus
seperti nata de coco-nata berbahan air kelapa. Nata de siwalan
memiliki tekstur yang halus, berwarna putih, dan berserat tinggi.
Dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinum, nira siwalan
berbentuk cair dapat diubah menjadi lembaran serat selulosa yang
bersifat kenyal dan dapat digunakan sebagai bahan campuran minuman
kemasan. Minuman kemasan nata de siwalan, tidak kalah nikmat jika
dibandingkan dengan nata de coco. Hasil temuannya tersebut sangat
bermanfaat untuk pengembangan teknologi pangan yang dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia. Sebagaimana kita
ketahui bahwasanya produk minuman kemasan berbahan dasar nata
permintaannya sangat tinggi. Selain untuk memenuhi pasar domestik
yang tinggi, minuman kemasan nata juga menjadi produk unggulan
berorientasi ekspor.
Produk
minuman kemasan nata saat ini lebih banyak didominasi nata de coco
atau sari kelapa, meskipun saat ini telah dikembangkan nata de soya,
nata de cassava. Tinggi nya permintaan produk nata de coco oleh
pabrik minuman kemasan belum terpenuhi, sedangkan jumlah ketersediaan
air kelapa sudah mulai bersaing ketat karena telah banyaknya
bermunculan produsen nata de coco. Dengan ditemukannya nata de
siwalan diharapkan dapat menyubstitusi nata de coco sehingga dapat
meningkatkan pasokan komoditas nata yang pada akhirnya dapat memacu
meningkatnya produksi minuman kemasan berbasis nata, meningkatkan
ekspor dan devisa dan meningkatkan kesejahteraan para petani.
Selamat
berwirausaha, Kita Bisa!
0 comments:
Post a Comment