Agrotekno Sarana Industri
085741862879
Jual Aneka Mikroba: Aspergillus niger, Aspergillus sojae, Aspergillus oryzae, Lactobacillus sp. saccaromyces sp, Acetobacter xylinum, dll
Perikanan adalah
sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar dalam upaya membangun
kesejahteraan masyarakat. Sebagai Negara yang sedang berkembang,
kebutuhan akan produk pangan bernilai gizi tinggi selalu meningkat.
Oleh karena itu, sektor perikanan harus mendapat perhatian serius.
Permintaan produk olahan ikan baik domestik maupun luar negeri
meningkat dari tahun ke tahun. Sektor perikanan dapat dikembangkan di
kolam atau tambak-tambak dengan menggunakan media air tawar atau air
laut. Dan, kita memiliki aset kelautan yang begitu luas yang
mendukung sektor perikanan.
Untuk
meningkatkan produktifitas sektor perikanan, perlu dilakukan budidaya
secara intensif yaitu dengan pemberian pakan yang berkualitas dan
jumlah yang cukup, pencegahan dan penanganan penyakit pada ikan,
serta manajamen kolam secara baik. Budidaya ikan secara intensif
ditandai oleh tingkat kepadatan ikan yang tinggi dan ketergantungan
penuh terhadap pakan buatan pabrik. Hal ini sangat mendukung
percepatan penurunan kualitas air. Padat tebar ikan per volume
ruang yang tinggi menyebabkan meningkatkan persaingan kebutuhan
oksigen dan buangan hasil pencernaan pakan. Dan, kualitas pakan
rendah, kandungan protein yang rendah memperlambat proses
pertumbuhan, memperburuk konversi pakan sehingga meningkatkan sedimen
dasar kolam oleh sisa pakan.
Dalam usaha budidaya
ikan, maka hal yang sangat menentukan keberhasilan adalah perawatan
ikan dan pencegahan, serta penanganan penyakit. Wabah penyakit dapat
mengakitbatkan usaha budidaya ikan menjadi gagal, dan menyebabkan
kerugian yang tidak sedikit. Oleh karena itu pentingnya mengendalikan
penyakit pada ikan secara efektif dan efesien. Kita perlu mengenal
jenis-jenis penyakit pada ikan, dan bagaimana penanggulangannya.
Salah satu jenis
penyakit yang disebabkan oleh bakteri aeromonas
hydrophila
mampu menyerang ikan dan menyebabkan kematian ikan secara massal
dalam waktu singkat. Aeromonas merupakan bakteri gram negatip yang
oportunis yang dapat menginfeksi ikan dengan cepat apabila
ikan dalam kondisi stres atau dipelihara dalam kepadatan tinggi.
Umumnya, tindakan pengobatan dilakukan melalui pemberian bahan kimia
dan antibiotika. Pemberian antibiotika seringkali menimbulkan
resistensi dan pemberian bahan kimia berpotensi meracuni ikan.
Vaksinasi merupakan tindakan yang banyak dilakukan untuk pencegahan
infeksi aeromonas. Terhadap benih ikan dilakukan perendaman dalam
larutan vaksin hidrovet (biakan murni bakteri aeromoas
hydrophila).
Penyakit koi herpes
virus (KHV) merupakan penyakit yang sangat cepat menyebar. Penyakit
ini disebabkan oleh virus herpes yang diklasifikasikan sebagai virus
DNA dan termasuk dalam famili herpesviridae. Pada populasi ikan yang
peka tingkat mortalitas akibat serangan KHV dapat mencapai 80 – 100
%. Gejala klinis pada ikan biasanya terlihat pada kisaran suhu air 22
- 27 C. Sejauh ini belum ada pengobatan yang ampuh untuk
mengendalikan penyakit KHV.
Pada penyakit yang
disebabkan oleh bakteri biasanya ditanggulangi melalui pemberian
antibiotika dengan dosis pengobatan. Tetapi langkah pengobatan yang
di antaranya dengan pemberian quinolone, ataupun tetrtacycline
acapkali tidak efektif jika diberikan langsung di kolam karena salah
satunya takaran dosis yang tidak tepat. Pemberian lewat pakan
langsung dari pabrik mungkin lebih efektif tetapi penggunaan seperti
itu biasanya tidak dibenarkan dan skala pabrik adalah skala massal.
Penggunaan antibiotika dalam pakan dengan dosis preventif yang
dilakukan dalam jangka panjang menimbulkan resistensi dan belum lagi
memperhitungkan dampak residu dalam daging. Oleh karena itu langkah
tepat dalam upaya meminimalkan potensi serangan penyakit adalah
dengan melakukan manajemen pemeliharaan yang baik khususnya
memelihara kualitas air dan lingkungan ekosistem yang mendukung
pertumbuhan ikan secara optimal.
Aplikasi pemberian
antibiotik dalam budidaya perikanan untuk mengendalikan infeksi mikro
organisme pathogen telah meningkatkan potensi penggunaan probiotik
perlu dipertimbangkan secara hati-hati. Selain menggunakan antibiotic
untuk mengatasi penyakit pada ikan, kita dapat pula menggunakan
probiotik untuk mencegah berkembangnya penyakit pada ikan. Probiotik
merupakan mikroorganisme yang mempunyai sifat menguntungkan bagi
hewan inang, sehingga berperan menekan pertumbuhan populasi
mikroorganisme pathogen (bakteri yang merugikan).
Bakteri probiotik
yang umumnya digunakan adalah bakteri gram positif diantaranya adalah
genus Lactobacillus. Bakteri lactobacillus sp. merupakan jenis
bakteri yang menghasilkan asam laktat. Probiotik banyak digunakan
dalam budidaya perikanan untuk tujuan memelihara dan memperbaiki
kesehatan air yang secara tidak langsung akan meningkatkan kesehatan
ikan peliharaan. Mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai
probiotik tidak hanya berasal dari golongan bakteri
(Bacillus,Thiobacillus) tetapi juga berasal dari golongan yeast
(Sacharomices cerevicae) dan mikro-alga (Tetraselmis sp). Terkadang
probiotik yang diindikasikan mengandung beberapa bakteri spesies
Clostridium, Pseudomonas dan Enterococcus sebenarnya bersifat
pathogen terhadap manusia dan hewan.
Probiotik mampu
mengubah keseimbangan mikro flora yang ada dalam saluran pencernaan.
Probiotik bisa terdiri atas satu atau campuran (mix) beberapa kultur
mikro organisme hidup. Probiotik merupakan makanan tambahan bagi
hewan inang berupa sel mikro organisma (mikroba) atau sebagai pakan
mikroskopik yang bertujuan memenangkan kompetisi dalam sistem saluran
pencernaan ikan (hewan inang) dengan bakteri merugikan (pathogen).
Kompetisi tersebut berlangsung dalam hal pemanfaatan nutrisi yang
berasal dari hasil metabolisme pakan dan upaya penempatan ruang dalam
saluran pencernaan untuk membentuk koloni.
Kualitas air sangat
menentukan performansi ikan yang biasanya diukur dengan mengamati
beberapa parameter utama seperti faktor fisika (pH, O2 terlarut,
suhu, Fe, Hg, dll) dan faktor kimia (NH3,
NO2,
CaCO3
dll). Kualitas air yang buruk (tidak mendukung kesehatan ikan) banyak
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya meningkatnya timbunan
bahan organik di dasar kolam yang berasal dari ekskreta ikan, sisa
pakan pabrik, pupuk organik maupun bangkai ikan dan sampah budidaya
lainnya. Hal ini juga dapat diperparah oleh sistem budidaya perikanan
yang tingkat kepadatan yang tinggi yang memicu peningkatan stres
ikan. Manajemen pengelolaan air yang baik sangat diperlukan untuk
tetap mempertahankan ekosistem yang mendukung usaha budidaya ikan.
Pemberian probiotik mampu memperbaiki kondisi kualitas air dengan
bertindak sebagai agen pengurai yang ditebarkan secara langsung ke
air. Pengendalian penyakit pada budidaya ikan dengan menggunakan
probiotik sangat efektif, aman dan murah.
Probiotik akan
bekerja secara eksternal yaitu menguraikan senyawa toksik yang
terdapat dalam air kolam seperti NH3,
NO3,
NO2,
juga menguraikan bahan organik, dan menekan populasi alga biru hijau.
Beberapa jenis mikroba sebagai probiotik pengurai antara lain
nitrosomonas, cellumonas, bacillus subtilus, dan nitrobacter. Bakteri
gram positip Bacillus sp. banyak digunakan sebagai probiotik untuk
memperbaiki kualitas air dibandingkan dengan jenis bakteri gram
negatip. Bacillus sp. lebih efisien dalam mengkonversikan kembali
bahan organik menjadi CO2.
Sedangkan bakteri gram negative mengkonversi karbon organik menjadi
biomas bakteri dalam persentase lebih banyak. Sehingga dengan
mengupayakan populasi bakteri Bacillus sp. tetap dalam jumlah besar
di dalam perairan kolam akan meminimalkan pembentukan partikulat
terlarut karbon organik selama siklus budidaya. Sekaligus juga akan
memacu perkembangan phytoplankton dengan meningkatnya produksi CO2.
Populasi dan jenis
mikroorganisme (mikro flora) yang terdapat di dalam sedimen atau
dalam air pemeliharaan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis mikroba
yang terdapat dalam feses yang dihasilkan banyak spesies hewan di
lingkungan tersebut. Jika terdapat populasi bakteri pathogen dalam
lingkungan, maka populasinya dalam tubuh ikan akan meningkat dengan
cepat melalui interaksi dalam saluran pencernaan dan dalam feses.
Bakteri tersebut akan terserap ke dalam pakan yang diberikan sebelum
dikonsumsi ikan. Sedangkan, probiotik yang ditambahkan ke dalam air
juga akan diserap oleh pakan dan ikut masuk ke dalam sistem
pencernaan untuk berkompetisi dengan bakteri pathogen.
Adanya suplai
nutrisi yang berlebihan di dalam air khususnya fosfor dan nitrogen
menyebabkan meningkatnya populasi ganggang (alga) atau
(phytoplankton). Unsur nutrisi tersebut dapat berasal dari sisa
pemupukan di lahan pertanian yang terbawa arus air, pemupukan dasar
kolam dengan menggunakan pupuk kandang secara berlebihan, atau sisa
kelebihan pakan yang tidak termakan oleh ikan. Ganggang menyebabkan
perubahan warna permukaan air, kebanyakan berwarna hijau atau warna
merah, dan kuning kecoklatan. Populasi ganggang yang tinggi apabila
mati akan didekomposisi oleh bakteri pengurai yang menggunakan lebih
banyak oksigen terlarut dalam air. Menurunnya kadar oksigen dalam air
menyebabkan bakteri vibrio yang bersifat pathogen menjadi lebih aktif
dikarenakan kondisi yang anaerob yang dapat membahayakan kesehatan
ikan. Rendahnya oksigen terlarut dalam air menimbulkan kendala yang
besar bagi kelangsungan kehidupan ikan
Peranan probiotik
dalam budidaya akuakultur adalah: 1). Menekan populasi mikroba yang
bersifat merugikan yang berada dalam saluran pencernaan dengan cara
berkompetisi untuk menempati ruang (tempat menempel) dan kesempatan
mendapatkan nutrisi; 2). Menghasilkan senyawa anti mikroba yang
secara langsung akan menekan pertumbuhan mikroba pathogen dan
mencegah terbentuknya kolonisasi mikroba merugikan dalam sistem
pencernaan hewan inang; 3). Menghasilkan senyawa yang bersifat
imunostimulan yaitu meningkatkan sistem imun ikan (hewan inang) dalam
menghadapi serangan penyakit dengan cara meningkatkan kadar antibodi
dan aktivitas makrofag, misalnya lipo polisakarida, glikan dan
peptidoglikan; 4). Menghasilkan senyawa vitamin yang bermanfaat
bagi hewan inang (yang diberikan probiotik) dan secara tidak langsung
akan menaikkan nilai nutrisi pakan. Probiotik adalah bahan hidup yang
seperti halnya antibiotik bekerja secara spesifik dan khusus.
Demikian halnya, mikro organisma dalam probiotik sangat rentan
terhadap kondisi situasi fisika dan kimia dalam saluran pencernaan
hewan inang dan kondisi perairan. Lingkungan yang tidak cocok akan
membunuh mikro organisma dalam probiotik dan dengan demikian tidak
memungkinkan untuk berkompetisi dengan mikro organisma pathogen. Oleh
karena itu kapasitas spesies mikro organisme yang digunakan sebagai
probiotik apakah dalam bentuk tunggal atau campuran menjadi sangat
penting yang menentukan keampuhan probiotik.
Probiotik yang
digunakan harus memiliki persyaratan khusus untuk dapat bekerja
secara efektif adalah berikut:
- Mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan (fisika dan kimia) dan hewan inang.
- Mampu bertahan hidup pada suhu rendah dan konsentrasi asam organik yang tinggi di saluran pencernaan, juga terhadap cairan pankreas dan empedu yang dihasilkan di saluran usus halus bagian atas.
- Tidak bersifat pathogenik dan menghasilkan senyawa toksik yang merugikan hewan inang.
- Mampu hidup dan bermetabolisme dalam saluran usus hewan inang
- Dapat diproduksi dalam skala besar (industri) dengan kualitas dan kuantitas yang terjaga dan terukur.
Sebagaimana
antibiotic, probiotik juga tidak dapat diharapkan mengendalikan semua
jenis bakteri yang ada di dalam sistem pencernaan ikan ataupun yang
terdapat di lingkungan air. Efektivitas probiotik sangat tergantung
pada jenis bakteri yang digunakan karena populasi bakteri yang hidup
pada suatu lingkungan dengan kondisi fisika kimia berbeda kemungkinan
akan berbeda pula. Akan lebih efektif apabila probiotik menggunakan
jenis mikroorganisme indigenous (asli) yaitu yang diperoleh berasal
dari saluran pencernaan dan lingkungan yang sama / mirip dengan hewan
inang, diharapkan mampu beradaptasi dengan lokasi perlakuan
dibandingkan jika mikroorganisma diperoleh dari lingkungan yang
berbeda.
Efektifitas
probiotik tidak dapat dirasakan seketika atau memberikan perbaikan /
penyembuhan dalam waktu singkat. Kemanjuran probiotik membutuhkan
waktu meskipun tidak berarti bahwa penggunaan probiotik tidak pernah
gagal. Kegagalan probiotik bisa terjadi karena disebabkan oleh
berbagai hal di antaranya salah penggunaan aplikasi di lapangan, cara
penyimpanan probiotik yang salah mengakibatkan menurunnya viabilitas
mikroorganisma. Jenis bakteri yang digunakan mungkin saja tidak
sesuai dengan kondisi hewan inang, dosis yang digunakan tidak memadai
atau kepadatan populasi bakteri dalam probiotik terlalu rendah.
Cara kerja mikro
organisma probiotik dalam kaitannya dengan bakteri pathogen meliputi
berbagai model yaitu dengan cara menghasilkan senyawa penghambat,
berkompetisi terhadap ketersediaan unsur kimia maupun energi,
berkompetisi untuk memperoleh tempat perlekatan, meningkatkan respon
imun hewan inang, memperbaiki kualitas air lingkungan budidaya,
berinteraksi dengan phytoplankton, sebagai sumber nutrisi mikro dan
makro, serta menghasilkan enzym untuk meningkatkan kecernaan.
Mikroba pada umumnya
dapat melepaskan substansi kimia yang bersifat baktrerisidal ataupun
bakteriostatik terhadap populasi mikroba yang lain. Adanya substansi
penghambat kimia yang terdapat di dalam saluran pencernaan, di
permukaan tubuh inang atau di dalam media pemeliharaan ikan akan
menciptakan semacam rintangan untuk mencegah perbanyakan dari bakteri
pathogen. Efek anti-bakterial disebabkan oleh produksi beberapa
faktor yang bertindak secara sendiri atau dalam kombinasi dari
antibiotik, bakteriosin, sideophores, lysozyme, protease dan atau
hidrogen peroksida. Produksi asam organik oleh bakteri akan merubah
nilai pH. Koloni bakteri yang menempel di dinding saluran pencernaan
dengan ekskresi senyawa penghambatnya akan mencegah kolonisasi dan
perbanyakan bakteri pathogen di tempat yang sama. Perlekatan bakteri
ke permukaan jaringan merupakan tahapan awal dari infeksi pathogenik
sehingga kerja bakteri probiotik yang berkompetisi ruang dengan
bakteri pathogen menjadi sangat penting untuk pencegahan penyakit.
Perlekatan bisa bersifat non spesifik didasarkan atas faktor
psikokemis atau bersifat spesifik melibatkan molekul pelekat di
permukaan bakteri pelekat dan molekul reseptor dari sel – sel
epithel.
Penambahan probiotik
apakah via pakan atau ditambahkan ke dalam air apabila diberikan
dalam jumlah yang tepat dan jenis mikro organisme yang cocok akan
memberikan pengaruh positip bagi performansi ikan yang dipelihara.Selamat berwirausaha! Semoga sukses selalu menanti anda!
0 comments:
Post a Comment