
Agrotekno Sarana Industri / 085741862879. Jual Bibit Kedelai Hitam Malika, Ragi Kecap Aspergillus oryzae, Aspergillus sojae
Kedelai
hitam adalah salah satu komoditas pertanian yang banyak dibutuhkan
oleh industri kecap di Indonesia. Di
Indonesia, kedelai hitam tidak sepopuler kedelai kuning,
hal ini dimungkinkan karena industri berbahan baku kedelai kuning
lebih variatif seperti industri tahu, tempe, tauco, susu kedelai,
soygurt, oncom dan lain-lain, sedangkan kedelai hitam sebagian besar
dikonsumsi oleh industri kecap. Kandungan protein kedelai hitam yang
tinggi mencapai 3,20 % dan warnanya yang hitam menarik sehingga
sangat baik digunakan sebagai bahan dasar membuat kecap.
Di
Indonesia permintaan produk kecap cukup tinggi, hal ini ditandai
dengan beragamnya produk kecap baik diproduksi oleh produsen
Indonesia atau produk kecap impor. Masuknya aneka produk kecap impor
ke Indonesia menjadi pesaing yang cukup kuat bagi para pelaku usaha
kecap di Indonesia. Para produsen lokal harus siap bersaing dalam hal
mutu produk dan pelayanan terhadap konsumen, sehingga konsumen tidak
berpindah kepada produk-produk kecap impor. Animo masyarakat
Indonesia terhadap produk kecap sebagai bumbu masakan sangat tinggi,
sehingga menyebabkan permintaan produk kecap cenderung meningkat dari
tahun ke tahun.
Tingginya
permintaan produk kecap menunjukan bahwa industri kecap memiliki
prospek yang cukup menjanjikan sebagai peluang bisnis. Saat ini,
produk-produk kecap lokal masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan
besar seperti kecap bango (PT Unilever), Kecap ABC, dan kecap
nasional, sedangkan produk kecap home industri jumlahnya hanya
sedikit, padahal teknologinya sederhana dan investasi juga tidak
terlalu besar. Hal ini dimungkinkan karena pasokan kedelai hitam
masih sangat rendah, dan relatif mahal. Baik kedelai kuning maupun
kedelai hitam sebagian besar masih impor, kurang lebih 60 % berasal
dari Amerika Serikat.
Di
Negara maju seperti AS, para petani kedelai mendapat subsidi dari
pemerintah kurang lebih 50 % persen, sehingga mampu menjual kedelai
dengan harga yang lebih murah. Hal ini yang seringkali memberi
peluang para importir mendatangkan kedelai dari luar negeri, dan
membuat para petani kedelai kita enggan untuk menanam kedelai.
Membanjirnya kedelai impor, membuat para pelaku usaha industri
berbasis kedelai semakin ketergantungan dengan kedelai impor. Saat
harga kedelai melambung tinggi, banyak industri olahan kedelai yang
mengeluh dan tidak sedikit yang berhenti beroperasi.
Ketergantungan Indonesia terhadap kedelai impor menyebabkan harga
kedelai fluktuatif. Hal ini juga berpengaruh terhadap pasang surutnya
industri berbasis kedelai.
Oleh
karena itu, Indonesia sebagai Negara agraris harus sesegera mungkin
bangkit dari ketergantungan terhadap komoditas impor. Kita harus
membangkitkan semangat para petani untuk menanam kedelai. Para petani
menginginkan adanya kepastian pasar dengan harga yang menguntungkan
dan relatif stabil. Peran pemerintah sangat penting yaitu dengan
mengembangkan riset benih unggul, bantuan teknologi dan permodalan,
pembentukan kelompok-kelompok tani, infra struktur, dan lain-lain.
Benih kedelai unggul sangat penting untuk dikembangkan yaitu yang
memiliki produktifitas yang tinggi dan kualitasnya juga mampu
bersaing dengan kedelai impor.
Saat
ini, terdapat beberapa benih kedelai hitam yang dikembangkan oleh
Badan
Litbang Pertanian yaitu;
Detam
1 dan Detam 2. Detam
1
memiliki potensi hasil hingga 3,45 t/ha dan ukuran biji besar (14,84
g/100 biji) dan kandungan proteinnya mencapai
45,36%
bk. Detam 1 menjadi varietas kedelai hitam pertama berukuran biji
besar dan menjadi varietas kedelai berkandungan protein tertinggi.
Sedangkan Detam
2 memiliki ukuran biji sedang, kandungan protein mencapai 45,58% bk,
dan menjadi varietas kedelai hitam dengan kandungan protein sangat
tinggi, dan
tahan
kekeringan. Semakin tinggi protein biji kedelai, kadar protein kecap
yang dihasilkan juga semakin tinggi. Sifat sensoris kecap, meliputi
warna kecap Detam 1 dan Detam 2 berkriteria paling disukai.
Badan
Litbang Pertanian, juga
telah mengembangkan varietas
kedelai berumur super genjah,
toleran
terhadap kekeringan dan hama melalui mekanisme escape
(terhindar)
serta meningkatkan indeks pertanaman (IP)
antara lain yaitu; kedelai
hitam W9837 X Cikuray-66, potensi hasil bijinya tinggi, hingga 3,15
t/ha (rata-rata 2,88 t/ha), berumur genjah (75 hari), rendemen kecap
mencapai 88%, dan kecap yang dihasilkan cukup
baik; galur
harapan W9837 X 100H-236 memiliki potensi hasil 2,89 t/ha
(rata-rata 2,54 t/ha), toleran kekeringan, berumur genjah, agak tahan
hama kepik coklat dan karat daun.
Saat
ini, Universitas Gadjah Mada juga telah mengembangkan benih kedelai
hitam unggul yang diberi nama Kultivar
Mallika
yang
merupakan
varietas lokal kedelai hitam dan telah mengalami pemurnian dan diuji
di 17 lokasi. Univeristas Gadjah Mada dengan berkolaborasi bersama PT
Unilever mengembangkan kemitraan dengan para petani untuk
mengembangkan budidaya kedelai hitam. PT Unilever bertindak sebagai
fihak penampung hasil panen kedelai hitam dari para petani kedelai
hitam yang menjadi mitra dengan konsep saling menguntungkan. Dengan
adanya pasar yang jelas, para petani mulai bersemangat untuk
membudidayakan kedelai hitam.
Saat
ini, benih Mallika
telah dikembangkan di 4 provinsi (DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur) meliputi 16 kabupaten (Cianjur, Bantul, Kota Yogyakarta,
Sleman, Kulon Progo, Gunung Kidul, Blitar, Jombang, Trenggalek,
Nganjuk, Madiun, Ngawi, Bojonegoro, Klaten, Blora, dan Pacitan,
Wonogiri dan Sukoharjo. Target penanaman kedelai hitam tahun 2008
mencapai 2.150 ha dengan melibatkan lebih dari 8.000 petani. Kedelai
hitam kultivar Mallika sudah cukup teruji dan mampu menunjukkan
beberapa keunggulan baik kuantitas dan kualitasnya. Potensi hasil
Mallika berkisar antara 1,64-2,93 ton/ha, dan di tingkat petani mampu
mencapai 2,40 ton/ha (tahun 2004), 2,76 ton/ha (tahun 2005), bahkan
3,0 ton/ha. Mallika juga mampu beradaptasi terhadap kondisi
kekeringan dan curah hujan tinggi. Adanya kerjasama antara lembaga
peniliti, produsen kecap, dan petani, diharapkan produksi kedelai
hitam di Indonesia meningkat. Meningkatnya produksi kedelai hitam
pada gilirannya akan menurunkan impor, dan stabilitas harga kedelai
hitam di dalam negeri dapat stabil, serta berkembangnya industri
kecap baik skala besar atau rumahan.
0 comments:
Post a Comment