Agrotekno Sarana Industri
085741862879
Jual: Starter Acetobacter xylinum, Lactobacillus sp.
Streptococcus thermophillus, Aspergillus oryzae, Aspergillus sojae,
Aspergillus niger, dan lain-lain
Agrobisnis
adalah salah satu sektor ekonomi yang memiliki prospek sangat bagus
untuk dikembangkan di Indonesia dan memiliki pangsa pasar yang luas baik
domestik maupun luar negeri. Usaha peternakan adalah satu sector
agrobisnis yang memiliki peran sangat penting dikembangkan guna memenuhi
kebutuhan gizi bagi masyarakat. Di Indonesia peternakan unggas dan
hewan ruminansia seperti sapi atau kambing mulai berekembang cukup
pesat. Hal ini disebabkan kebutuhan bahan pangan sumber protein
meningkat tajam seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk
Indonesia, kesadaran masyarakat pentingnya gizi dan meningkatnya
pendapatan masyarakat.
Salah
satu aspek yang sangat menentukan keberhasilan dalam usaha peternakan
adalah ketersedian pakan dalam jumlah yang cukup dan memenuhi gizi yang
berkualitas. Kebutuhan pakan merupakan variable biaya yang member andil 70%
dari biaya pemeliharaan secara keseluruhan. Ketergantungan peternak
kepada pakan pabrikan yang mahal menjadi salah satu masalah yang perlu
mendapat solusi agar para peternak menadapat laba yang lebih optimal.
Oleh karena itu, para peternak perlu memanipulasi pakan secara efektif
dan efesien dengan mengembangkan pakan alternatif.
Hewan ternak sangat membutuhkan pakan yang memiliki kadar protein tinggi. Tuntutan akan kebutuhan pakan dengan
kandungan protein tinggi semakin meningkat. Saat ini, Indonesia masih
harus mengimpor pakan berkualitas baik dari negara lain. Oleh sebab itu,
pengembangan pakan ternak perlu dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal yang
ada di sekitar kita seperti onggok singkong, bungkil kelapa, bungkil
kedelai, bekatul atau dedak, dan lain-lain. Kandungan gizi bahan-bahan
tersebut cukup tinggi, dan kita dapat meningkatkan kandungan gizinya
dengan melakukan fermentasi dengan memanfaatkan mikroba fermenter. Salah
satu bahan yang cukup melimpah yang dimiliki oleh Indonesia adalah
singkong atau ubi kayu.
Umbi
singkong dapat digunakan sebagai pakan ternak karena kandungan pati,
tapi kadar proteinnya rendah berkisar (1-3%). Peningkatan kadar protein
singkong dapat dilakukan dengan
proses fermentasi dengan kapang Aspergillus niger. Umbi singkong
memenuhi kriteria sebagai bahan pakan ternak karena harganya yang
relatif murah, mudah didapatkan, dan kandungan patinya tinggi sehingga
dapat digunakan sebagai karbohidrat terlarut. Peningkatan kandungan
protein pada singkong dapat menjadikan singkong sebagai sumber pakan
ternak dengan kualitas yang baik. Umbi singkong yang telah
difermentasikan dengan menggunakan kapang A. niger dikenal sebagai Cassapro (cassava protein).
Cassapro dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada pakan ternak. Penambahan cassapro juga dapat meningkatkan daya cerna ternak terhadap pakan. Hal tersebut disebabkan karena Aspergillus niger mampun menghasilkan enzim-enzim pencernaan seperti selulase, amilase, protease, fitase, dan mananase yang dapat membantu
mencerna pakan ternak. Kadar protein pada singkong dengan perlakuan
amonium sulfat setelah fermentasi selama tiga hari mengalami
peningkatan, yaitu dari 2-3% pada 0 hari menjadi 2-6% setelah fermentasi
selama 3 hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fermentasi singkong
dengan menggunakan Aspergillus niger dapat meningkatkan kadar protein
menjadi 100 %. Hal ini sangat menguntungkan karena dapat memacu
pertumbuhan hewan ternak.
1 comments:
Trims infonya gan.sukses selamanya
Post a Comment