Agrotekno Sarana Industri
Jl. Kaliurang KM 11, Sleman, Yogyakarta
085741862879
Menyediakan Aneka Mikrobia Untuk Industri Dan Riset
Mikrobia
adalah jazad renik yang banyak terdapat di alam baik tanah, air, atau
udara yang dapat bersifat pathogen (agen penyakit) dan ada pula yang
memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Mikrobia telah banyak
dimanfaatkan dalam bidang teknologi pangan, pertanian, perikanan,
peternakan, pertambangan, farmasi, kedokteran, dan lain-lain.
Pemanfaatan mikrobia dalam bidang teknologi pangan digunakan untuk
menghasilkan berbagai produk komersial seperti yakul, yogurt, tempe,
kefir, tape, oncom, kecap, asam cuka, MSG, asam sitrat, dan
lain-lain. Dalam bidang pertanian dapat digunakan sebagai pestisida
alami, meningkatkan kesuburan tanaman. Dalam bidang peternakan
digunakan untuk meningkatkan mutu pakan dan mencegah mikrobia
pathogen. Dalam dunia perikanan, mikrobia dapat berperan untuk
menjaga kualitas air, menjaga kesehatan ikan, menetralisir kandungan
logam berat di perairan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Kemampuan mikrobia
untuk hidup dan berkembang biak di lingkungan yang mengandung logam
berat / radioaktif merupakan fenomena yang sering dijumpai. Sebagian
besar mikrobia yaitu jamur, bakteri dan khamir dapat diisolasi dari
lingkungan yang tercemar logam berat. Mikrobia ini memiliki mekanisme
detoksifikasi yang berfungsi membantu untuk bertahan hidup dan
berkembang biak pada media toksik yang ditimbulkan oleh keberadaan
logam berat tersebut. Secara alami, ion logam terdapat di dalam tubuh
mikrobia sebagai unsur mikro yang berguna dalam membantu pertumbuhan.
Keberadaan ion logam esensial seperti Na, P, Cu, Fe dan Mn di
membrane sel mikrobia digunakan untuk mengaktifkan metaloenzim yang
berperan pada fotosintesis dan transport elektron. Beberapa spesies
mikrobia memiliki kemampuan untuk hidup dan berkembang biak di
lingkungan yang tercemar logam berat. Mikrobia tersebut pada umumnya
mempunyai struktur intrinsik tertentu untuk bertahan hidup antara
lain dengan pengikatan logam di dinding selnya ataupun malakukan
translokasi dan transformasi ion logam tersebut. Struktur intrinsik
yang dimiliki tersebut antara lain berupa lapisan ekstraseluler,
membran polisakharida dan dinding sel yang impermiabel. (3) Dewasa
ini, teknik bioremediasi sering diterapkan untuk membersihkan
lingkungan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh logam berat,
hidrokarbon, pestisida maupun zat radioaktif.
Bioremediasi adalah
proses pembersihan lingkungan dari bahan pencemar dengan menggunakan
material biologis antara lain tumbuhan maupun mikrobia. Beberapa
keunggulannya antara lain ramah lingkungan, mampu membersihkan
pencemar dalam konsentrasi rendah dan mengurangi penggunaan bahan
kimia sebagai koagulan. (4) Dari uraian diatas, mikrobia mempunyai
peluang yang besar untuk dikembangkan sebagai teknologi alternatif
dalam remediasi radionuklida di lingkungan perairan. Bioremediasi
adalah proses pembersihan kembali lingkungan dari bahan pencemar
dengan menggunakan agen biologi antara lain tumbuhan dan mikrobia.
Keunggulannya antara lain periode hidupnya relative singkat, dapat
diproduksi dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat,
aktivitas / kinerjanya dapat diatur, hal ini disebabkan karena
mikrobia lebih sensitif terhadap keberadaan ion logam berat di
lingkungan.
Salah satu mikrobia
yang sering dimanfaatkan dalam bioremediasi perairan yang mengandung
logam berat adalah bakteri. Jenis bakteri tertentu yang sudah
beradaptasi di lingkungan yang mengandung logam berat akan mampu
bertahan hidup dan berkembang biak pada efek toksik yang ditimbulkan
oleh keberadaan jenis logam berat yang sama. Menurut Atlas dan Bartha
tahun 1993, bakteri yang resisten terhadap logam berat memiliki
mekanisme untuk bertahan hidup antara lain berupa proses
bioakumulasi, biopresipitasi, methylasi dan bioreduksi. Bioremediasi
logam berat oleh mikrobia adalah proses pengubahan molekul atau ion
logam sehingga yang semula bersifat toksis menjadi berkurang kadar
toksisitasnya. Dari hasil penelitian, terdapat beberapa jenis bakteri
yang memiliki mekanisme khusus untuk dapat bertahan hidup di
lingkungan yang mengandung uranium. Beberapa contoh mekanisme yang
dimiliki oleh bakteri yaitu dengan mereduksi uranium (VI) menjadi
uranium (IV) oleh Clostridium sp.dan Desulfovibrio sp.
Beberapa contoh
spesies bakteri yang dapat digunakan untuk bioremediasi unsur
pencemar logam berat tertentu antara lain adalah:
No
|
Jenis
Mikrobia
|
Jenis
Logam
|
Citrobacter
sp
|
Timbal
dan cadmium
|
|
Thiobacillus
ferrooxidans
|
Perak
|
|
Bacillus
cereus
|
cadmium
|
|
Bacillus
subtilis
|
chromium
|
|
Pseudomonas
aeruginosa
|
sranium
|
|
Micrococcus
luteus
|
stronsium
|
|
Sacharomyces
cereviceae
|
uranium
|
|
Aspergillus
niger
|
thorium
|
Mochd. Yazid seorang
peneliti dari Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan, BATAN,
Yogyakarta, menyatakan hasil penelitiannya bahwa bakteri yang
diisolasi dari limbah uranium aktivitas rendah dapat berfungsi
sebagai agen bioremediasi radionuklida uranium di lingkungan.
Penelitian dilakukan dengan cara melakukan isolasi bakteri dilakukan
secara selektif menggunakan medium Salt Base Solution (SBS) agar yang
mengandung 10 mg/l uranium dan diinkubasikan pada suhu 37 0C. Isolat
yang diperoleh dimurnikan dan diseleksi berdasarkan kemampuan tumbuh
pada medium SBS cair dengan variasi konsentrasi uranium yang digojog
dengan kecepatan 120 rpm. Isolat yang memiliki konstanta pertumbuhan
spesifik ( µ) tinggi dipilih untuk dilakukan karakterisasi secara
biokimia dan diidentifikasi menggunakan metode Matching Profile.
Hasil penelitian menujukkan bahwa tujuh isolate bakteri dapat
diisolasi dari limbah uranium aktivitas rendah. Dari hasil seleksi
diperoleh tiga isolat yang memiliki µ tinggi dalam medium SBS cair
hingga konsentrasi 100 mg/l uranium. Hasil identifikasi menunjukkan
bahwa dua isolat diduga merupakan anggota genus Pseudomonas dan satu
isolat anggota genus Bacillus. Pengujian pengurangan konsentrasi
uranium dilakukan dengan menumbuhkan isolat bakteri dalam medium SBS
cair yang mengandung 40 mg/l uranium. Pengukuran pertumbuhan
dilakukan dengan penimbangan biomassanya dan konsentrasi uranium
dilakukan pengukuran menggunakan spektrofotometer.
Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa isolat bakteria yang terpilih kemungkinan dapat
digunakan sebagai agen bioremediasi karena mampu tumbuh dengan baik
pada medium SBS cair dan dapat menurunkan konsentrasi uranium di
dalam medium tersebut. Efisiensi pengurangannya untuk Pseudomonas
pada isolate satu sebesar 78,51 %, dan pada isolate tiga sebesar
91,47 % , sedangkan untuk Bacillus pada isolat enam effisiensinya
52,73 %. Semoga hasil penelitian tersebut bisa bermanfaat bagi yang
membutuhkan khususnya di bidang perikanan, peternakan, pertanian, dan pertambangan.
0 comments:
Post a Comment