Pemupukan
merupakan aspek yang sangat penting diperhatikan dalam usaha budidaya tanaman.
Pemupukan yang tepat akan menghasilkan panen yang optimal dan laba yang
maksimal. Sebaliknya jika pemupukan tidak tepat maka dapat mengakibatkan gagal
panen atau menurunya produktifitas yang mengakibatkan kerugian. Oleh karena
itu, kita perlu mengetahui teknik pemupukan yang tepat, jumlah, jenis dan sifat
pupuk, waktu pemupukan, metode pemupukan.
Tanah memiliki
tingkat kesuburan yang berbeda-beda, sehingga sangat mempengaruhi jumlah dan
jenis pupuk yang diberikan. Penggunaan lahan, akan menyebabkan hara dalam tanah
berkurang karena terangkut bersama hasil panen, erosi, air limpasan permukaan,
atau penguapan. Pupuk memiliki fungsi sebagai penyedia unsur hara sehingga
menyuburkan tanah dan meningkatkan produktivitas hasil tanam, sebagai nutrisi
bagi tanah dan perbaikan struktur tanah, menghidupkan kembali jasad renik yang
ada pada tanah, melindungi tanaman dari hama dan penyakit.
A. Unsur Penyusun Pupuk
Untuk memilih
jenis pupuk yang akan digunakan, maka kita sebaiknya mempelajari bahan dan
kandungan yang terdapat pada pupuk tersebut. Bahan-bahan pembuat pupuk antara
lain adalah; double superfosfat, CaSO4, fosfor, kotoran (impurities), ZA
(zwavelzuure amoniak), asam bebas (H2SO4), bahan mantel
(coated), dan Filler (pengisi). Adapun kandungan pupuk meliputi
nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur, kalsium(Ca),
magnesium (Mg), besi (Fe), boron (B), mangan (Mn), seng (Zn), tembaga (Cu),
molibdenum (Mo). Secara garis besar unsur-unsur penyusun pupuk dikelompokan
menjadi: unsur hara makro, unsur hara sekunder, dan unsur hara mikro.
A.1.Unsur hara makro
1. Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur yang sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman dan dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Tanaman menyerap
unsur N sebagian besar dalam bentuk ion NO3- dan NH4+.
Tanaman mendapatkan cukup unsur N akan menunjukkan warna daun hijau tua yang
menunjukan bahwa kadar klorofil dalam daun tinggi. Sebaliknya apabila tanaman
kekurangan atau defisiensi N maka daun akan menguning (klorosis) karena
kekurangan klorofil, sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat,
lemah dan kerdil. Defisiensi/kekurangan unsur N juga dapat meningkatkan kadar
air biji dan menurunkan produksi dan kualitas. Kelebihan N akan meningkatkan
pertumbuhan vegetatif tanaman, tetapi akan memperpendek masa generatif, yang
akhirnya justru menurunkan produksi atau menurunkan kualitas produksi tanaman.
Tanaman yang kelebihan N menunjukkan warna hijau gelap, yang menyebabkan
tanaman peka terhadap hama, penyakit dan mudah roboh. Apabila N tersedia di dalam
tanah sebagian besar dalam bentuk amonium, dapat menyebabkan keracunan pada
tanaman dan akhirnya dapat mengakibatkan jaringan vascular pecah dan berakibat
pada terhambatnya serapan air.
Sebagian besar pupuk N unorganik mempunyai kelarutan
tinggi jika diberikan ke dalam tanah. Berbeda dengan pupuk N organik baik pupuk
kandang, pupuk hijau, dan kompos, akan melepas N jika telah didekomposisikan.
Semua bentuk N di dalam tanah akan dikonversikan atau dioksidasi menjadi NO3-,
yang selanjutnya menjadi subjek reaksi/proses denitrifikasi, erosi, dan pencucian.
Penggunaan pupuk nitrogen dalam tanah sebagian besar akan berpengaruh pada
penurunan pH tanah. Hal ini disebabkan bahwa perubahan bentuk NH4+
menjadi NO3- akan melepas H+ sehingga akan
menurunkan pH tanah yang menyebabkan tanah menjadi asam.
2. P (Fosfor)
Fosfor merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh
tanaman untuk pertumbuhan. Unsur fosfor diperlukan tanaman dalam proses
fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan
pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya. Pada umumnya kadar
P di dalam tanaman di bawah kadar N dan K yaitu sekitar 0,1 - 0,2 %. Kekurangan
unsur P akan menunjukan gejala tanaman menjadi kerdil. Bentuk daun tidak normal
dan apabila defisiensi akut maka ada bagian-bagian daun, buah dan batang yang
mati. Defisiensi P juga dapat menyebabkan penundaan kemasakan, juga pengisian
biji berkurang. Fosfor mempunyai fungsi sangat penting dalam proses
fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan
pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya. Fosfor
meningkatkan kualitas buah, sayuran, biji-bijian dan sangat penting dalam
pembentukan biji. P juga sangat penting dalam transfer sifat-sifat menurun dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Fosfor membantu mempercepat perkembangan
akar dan perkecambahan, dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air,
meningkatkan daya tahan terhadap penyakit yang akhirnya meningkatkan kualitas
hasil panen.
3. Kalium
Kalium
merupakan salah satu unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman dalam proses
fotosintesis. Apabila tanaman mengalami defisiensi unsur K, maka proses
fotosintesis menurun, sedangkan proses respirasi tanaman akan meningkat. Kalium
di dalam jaringan tanaman ada dalam bentuk kation dan bervariasi sekitar 1,7 –
2,7% dari berat kering daun yang tumbuh secara normal. Ion K di dalam tanaman
berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim yang berpartisipasi dalam
beberapa proses metabolisme utama tanaman, membantu dalam kesetimbangan ion
dalam tanaman, penting dalam translokasi logam-logam berat seperti Fe, membantu
tanaman mengatasi gangguan penyakit, penting dalam pembentukan buah,
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap iklim tidak menguntungkan. Gejala
kekurangan K ditunjukkan dengan: tanda-tanda terbakarnya daun yang dimulai dari
ujung atau pinggir, bercak-bercak berwarna coklat pada daun-daun dan batang
yang tua.
A.2. Unsur
Hara Sekunder
Unsur
hara sekunder dibutuhkan tanaman supaya dapat tumbuh normal, namun tidak
sebanyak unsur hara primer. Unsur hara sekunder yang dibutuhkan tanaman antara
lain adalah:
1. Kalsium (Ca)
Kalsium
diperlukan oleh tanaman sebagai perangsang perkembangan akar dan daun, membantu
mereduksi nitrat (NO3-) dalam tanaman, membantu
menetralisir asam-asam organik dalam tanaman, sangat esensial untuk
perkembangan biji dalam kacang dan dibutuhkan dalam jumlah besar oleh bakteri
pengikat N-atmosfer. Kalsium diserap tanaman sebagai bentuk kation Ca+2.
Sumber Ca dapat berasal dari batuan kalsit atau dolomite. Penggunaan sumber
kapur, khususnya yang berasal dari kapur terhidrat (Ca(OH)2) dan
kapur bakar (CaO) harus hati-hati karena dapat mengakibatkan tanah steril. Bahan
tersebut dapat membunuh mikroba dan tanaman di sekitarnya. Penambahan atau
peningkatan kadar Ca dan Mg pada tanah yang mengalami defisiensi K atau
penambahan kadar Ca pada tanah yang mengalami defisiensi Mg dapat menyebabkan
tidak setimbangnya unsur hara yang akhirnya dapat menyebabkan pertumbuhan
tanaman tidak baik. Beberapa bahan sumber Kalsium dan kadar % Ca antara lain:
Kalsit (32%), Dolomite (22%), Basic Slag (29%), Gipsum (22%), Marl (24%), Kapur
Terhidrat (46%), Kapur Bakar (60%).
2. Magnesium (Mg)
Magnesium
merupakan atom pusat dalam molekul klorofil sehingga sangat penting dalam
proses fotosintesis. Magnesium juga berfungsi membantu metabolisme fosfat,
respirasi dan aktivator beberapa sistem enzim. Diserap tanaman dalam bentuk
kation Mg+. Sumber utama Mg adalah batu kapur dolomit, merupakan
bahan yang sangat baik memberikan Ca dan Mg dan menetralisir kemasaman tanah.
Beberapa bahan sumber Magnesium dan prosentase kadar Mg: Batu Kapur Dolomite
(3–12%), Magnesium Oksida (55–60%), Basic Slag (3%), Magnesium Sulfat (2–20%),
Kalium-magnesium Sulfat (11%), Magnesium Klorida (7,5%).
3. Sulfur (S)
Dalam
tanaman berfungsi menbantu pembentukan enzim dan vitamin, merangsang nodulasi
untuk fiksasi N oleh legum, dan sangat penting untuk pembentukan klorofil
walaupun bukan bagian dari klorofil. Unsur sulfur diserap dari dalam tanah
dalam bentuk anion sulfat (SO4-2). Beberapa bahan sumber Sulfur antara lain
adalah: Amonium Sulfat / (NH4)2SO4 ( kadar S = 24%), Amonium Tiosulfat (NH4) 2S2O3.5H2O
(kadar S = 26%), Amonium Polisulfida (NH4)2Sx (kadar S = 40–50%),
Kalium Sulfat K2SO4 (18%), Kalium-Magnesium Sulfat K2SO4.2MgSO4
(22%), Gipsum CaSO4.2H2O (kadar S=12–18%), Magnesium
Sulfat MgSO4.7H2O (14%), Kalium Tiosulfat K2S2O3
(kadar S = 17%).
A.3. Unsur
Hara Mikro
Unsur
hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman antara lain adalah: Boron (B), Tembaga
(Cu), Klor (Cl), Besi (Fe), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Seng (Zn). Boron merupakan unsur yang sangat esensial dalam
pembentukan tepung sari, biji dan pertumbuhan wadah tepung sari, dan untuk
pembentukan dinding sel dan biji. Unsur Cu dibutuhkan untuk pembentukan
klorofil dalam tanaman dan sebagai katalis untuk beberapa reaksi yang terjadi
di dalam tanaman. Unsur Cl berperan penting dalam reaksi pemecahan air secara
kimia dengan adanya sinar matahari dan aktifitas beberapa sistem enzim. Selain
itu, unsur Cl dapat berfungsi meminimalkan pengaruh penyakit jamur akar pada
tanaman berbiji, dan juga membantu menekan infeksi jamur pada daun serta
penyakit pucuk. Unsur Fe merupakan katalis pembentukan klorofil dan berfungsi
sebagai pembawa oksigen, juga membantu pembentukan sistem enzim
pernafasan.Unsur Mn
berfungsi sebagai aktivator beberapa reaksi metabolik penting lainnya dan memainkan peranan secara langsung dalam fotosintesis dalam hubungnnya dengan pembentukan klorofil, juga dapat mempercepat perkecambahan dan pemasakan dan meningkatkan ketersediaan P dan Ca. Molibdenum (Mo). Dibutuhkan tanaman untuk sintesis dan aktivator enzim nitrat reduktase. Unsur Zn diperlukan untuk memproduksi klorofil dan karbohidrat.
berfungsi sebagai aktivator beberapa reaksi metabolik penting lainnya dan memainkan peranan secara langsung dalam fotosintesis dalam hubungnnya dengan pembentukan klorofil, juga dapat mempercepat perkecambahan dan pemasakan dan meningkatkan ketersediaan P dan Ca. Molibdenum (Mo). Dibutuhkan tanaman untuk sintesis dan aktivator enzim nitrat reduktase. Unsur Zn diperlukan untuk memproduksi klorofil dan karbohidrat.
0 comments:
Post a Comment