Ransum atau pakan merupakan
salah satu komponen biaya yang terbesar dalam budidaya hewan unggas berkisar 70%. Mahalnya harga pakan sering kali dikeluhkan oleh para peternak. Untuk menekan biaya pakan, kita dapat menggunakan pakan alternatif yang relatif
murah, cukup bergizi, tersedia cukup banyak dan kontinu di sekitar lokasi
kandang, sehingga dapat menyubstitusi pakan konsentrat. Bahan pakan lokal sebagai sumber pakan
alternatif yang biasa digunakan antara lain; bahan nabati yaitu bahan pakan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang umumnya mempunyai serat kasar tinggi
seperti dedak atau daun-daunan yang disukai hewan unggas seperti daun pepaya,
bungkil kelapa, bungkil kedele dan bahan pakan asal kacang-kacangan yang kaya
kandungan proteinnya
a. Sumber Pakan Nabati
1. Dedak halus
Dedak merupakan bahan yang
diperoleh dari limbah penggilingan padi
kemudian dihaluskan yang sudah umum digunakan sebagai bahan campuran makanan
unggas. Dedak halus memiliki kandungan
protein berkisar 10,1 % – 13,6 %, kandungan lemaknya mencapai 13%, dan serat
kasarnya kurang lebih 12%. Penggunaan dedak halus dalam pakan ayam buras tidak
dianjurkan melebihi 45%.
2. Jagung
Jagung
merupakan produk pertanian yang telah banyak dimanfaatkan, sebagai produk
pangan maupun pakan ternak. Jagung merupakan sumber pakan ternak berprotein
tinggi yang diformulasi dengan bahan-bahan lain menjadi pakan konvensional
berupa pellet, yang telah
banyak dipasarkan kepada peternak lokal maupun sebagai komoditas ekspor. Adanya
pakan yang murah, mudah pengolahannya dan bermutu (gizi) tinggi merupakan
peluang bagi para peternak ayam buras untuk melakukan efesiensi biaya pakan.
3. Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa dihasilkan dari
limbah pembuatan minyak kelapa. Bungkil kelapa dapat digunakan sebagai salah
satu penyusun ransum pakan ternak karena memiliki kandungan protein yang cukup
tinggi mencapai 21,5 % dan energi metabolis 1540 - 1745 Kkal/Kg. Tetapi bungkil
kelapa memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi mencapai 15%, sehingga mudah
rusak terkontaminasi jamur dan tengik. Oleh karena itu penggunaan bungkil
kelapa dianjurkan tidak melebihi 20% sebagai penyusun ransum.
4. Singkong
Singkong adalah tanaman tropis
yang banyak tersebar di seluruh Indonesia. Produksi singkong Indonesia adalah
nomer tiga di dunia. Singkong telah banyak diolah menjadi produk pangan yang
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Singkong memiliki kandungan karbohidrat
yang cukup tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pakan alternative ayam
buras yang dipelihara secara intensif. Singkong dapat diberikan dalam bentuk
mentah (segar) ataupun setelah melalui pengolahan misalnya gaplek atau tepung
singkong. Penggunaan tepung gaplek atau tepung singkong dalam ransum dianjurkan
tidak melebihi dari 40%.
5. Bungkil kedelai.
Bungkil kedelai dihasilkan dari
limbah pembuatan minyak kedelai. Bungkil kedelai memiliki kandungan protein
kurang lebih 42,7% dan kandungan energi metabolisme mencapai 2240 Kkal/Kg,
kandungan serat kasarnya rendah kurang lebih 6%. Penggunaan bungkil kedelai
dalam ransum ayam dianjurkan tidak melebihi 40%. Bungkil kedelai memiliki
kandungan methionisne rendah, namun
kekurangan methionisme dapat dipenuhi dengan menggunakan tepung ikan
atau methionisme buatan pabrik. Kacang kedelai mentah tidak dianjurkan untuk dipergunakan
sebagai pakan ayam karena kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin,
yang tidak tahan terhadap panas, karena itu sebaiknya kacang kedelai diolah
lebih dahulu.
b. Bahan Pakan Hewani.
Bahan pakan hewani memiliki
kandungan gizi yang tinggi terutama protein. Beberapa bahan sumber pakan asal
hewani yang biasanya digunakan sebagai penyusun ransum antara lain adalah;
bekicot, serangga, cacing, tepung ikan, tepung tulang, tepung udang dan tepung
kerang. Saat ini, banyak dibudidayakan sebagai bahan pakan alternatif yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein pada ransum ayam.
1. Tepung Ikan.
Tepung ikan merupakan bahan
pakan yang memiliki sumber protein
tinggi. Tepung ikan umumnya berasal dari sisa-sisa pengolahan ikan yang
tidak terpakai. Kandungan gizi tepung ikan
berbeda-beda, sesuai dengan jenis ikannya. Tepung ikan yang berasal dari
sisa industri ikan kalengan atau limbah tangkapan nelayan yang dijemur dengan
panas matahari mempunyai kandungan protein kasar berkisar 50 -55%. Selain
sebagai sumber protein dengan asam amino yang baik, tepung ikan juga merupakan
sumber mineral dan vitamin. Harganya yang cukup mahal, maka penggunaan tepung
ikan sebaiknya tidak lebih dari 10 %, hal ini dimaksudkan agar lebih efesien.
2. Tepung Udang
Tepung udang merupakan bahan
pakan alternatif yang memiliki kandungan protein cukup tinggi yaitu berkisar 43
– 47%. Umumnya, tepung udang berasal dari limbah industri udang, dan kualitas
gizinya tergantung dari bagian yang tergiling. Apabila bagian kepala dan kaki
ikut tergiling tentu kualitasnya lebih baik daripada hanya kulit udangnya saja.
3. Tepung Tulang
Tepung tulang digunakan sebagai
sumber mineral. Tepung tulang umumnya mengandung Calcium antara 24 - 25% dan
Phospor antara 12-15%. Karena sifatnya sebagai pelengkap, pemakaian tepung
tulang hanya sedikit.
4. Tepung Kerang
Tepung
kerang merupakan sumber Calcium dengan kandungan Calcium-nya mencapai hampir
36%. Peternak dapat memanfaatkan tepung kerang ini sebagai alternative sumber Calcium untuk ransum, jika
ketersediaannya melimpah dan murah.
5. Bekicot
Bekicot merupakan bahan pakan
hewani yang mudah diperoleh di sekitar kita dan mudah membudidayakannya. Daging bekicot dapat diberikan sebagai pakan
ayam, baik dalam bentuk basah segar, kering, atau dalam bentuk tepung. Untuk
mengolah bekicot menjadi pakan ayam yaitu dengan merendam daging bekicot dalam
larutan air dengan perbandingan 1 liter air 75 gr garam dapur selama 15 menit.
Kemudian daging bekicot dicuci kemudian masukkan ke dalam air mendidih selama
20 menit sampai masak. Penggunaan daging bekicot sebagai pakan ayam dianjurkan
tidak melebihi 10%.
Untuk meningkatkan mutu pakan alternatif
dapat dilakukan dengan melalakukan fermentasi dengan menggunakan mikroba
Lactobacillus sp atau Aspergillus niger.
0 comments:
Post a Comment