Agrotekno Sarana Industri
087731375234
Jual Probiotik Bioflock
Potensi Pasar Produk Ikan Lele
Ikan lele adalah salah satu
komoditas perikanan yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai produk
unggulan. Ikan lele memiliki pangsa pasar yang sangat luas baik lokal maupun
manca negara. Kini, kuliner ikan lele di Indoneisia kian berkembang seperti pecel lele, pecak lele, dan
lain-lain. Ikan lele juga telah banyak diolah menjadi aneka olahan seperti sosis, nugget, fillet yang yang banyak
diminati konsumen. Berkembangnya kuliner ikan lele dan aneka produk olahan lele
memacu meningkatnya permintaan ikan lele.
Hal ini menjadi peluang bisnis yang prospektif pengembangan usaha
budidaya ikan lele di Indonesia.
Di Indonesia budidaya ikan lele
berkembang cukup pesat. Lele merupakan jenis ikan tawar yang relatif mudah
dibudidayakan, pertumbuhannya cepat, relatif tahan penyakit. Ikan lele dapat
dibudidayakan di kolam tanah atau dengan menggunakan terpal. Dengan
pengembangan usaha budidaya ikan lele secara intensif tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kesejhateraan masyarakat dan meningkatkan perekonomian nasional.
Usaha budidaya ikan lele juga relatif sederhana dan mudah serta membutuhkan
investasi yang tidak terlalu tinggi sehingga sangat cocok dikembangkan sebagai
program pengembangan ekonomi kerakyatan.
Teknik Budidaya Ikan Lele
Budidaya ikan lele dengan
menggunakan terpal merupakan upaya terobosan untuk pembudidayaan secara
intensif di lahan terbatas air atau lahan yang kurang mendukung untuk pembuatan
kolam ikan. Budidaya ikan lele dengan menggunakan terpal sangat efektif dan
efesien dan hasilnya juga memuaskan. Kelebihan memelihara ikan lele di kolam
terpal antara lain: terpal mudah didapatkan, dan harganya cukup murah,
kontaminasi dengan tanah yang tidak diketahui kualitasnya dapat dihindar,
kontrol air mudah diatur baik dari segi kualitas maupun kuantitas air,
meminimalisir hama yang sering terdapat di permukaan tanah seperti
berang-berang dan sejenis bakteri, praktis dalam pemanenan lele. Kolam lele
yang paling baik adalah kolam yang sesuai antara lebar kolam dengan populasi
bibit lele yang ditebar. Kapasitas kolam lele adalah 100-200 ekor / m3 (1 meter
panjang x 1 m lebar x 1 m tinggi air). Semua jenis lele (sangkurinag, dubo dan
lainnya) dapat dipelihara di kolam terpal. Oleh karena itu budidaya dengan menggunakan terpal sangat potensial
dikembangkan untuk meningkatkan produksi ikan lele di Indonesia.
Dengan pemanfaatan teknologi
bioflock yaitu pemanfaatan mikrobia untuk menetralisir kandungan nitrit pada
kolam yang disebabkan oleh sisa-sisa
pakan, sehingga budidaya ikan lele dengan menggunakan terpal dapat
dilakukan dengan kepadatan yang sangat tinggi. Dengan memanfaatkan mikrobia
probiotik ikan lele akan lebih sehat meski dengan kepadatan yang tinggi,
sehingga tingkat kematian dapat diperkecil.
Untuk melakukan
budidaya ikan lelel penting sekali mengenal jenis-jenis lele. Beberapa jenis
ikan lele yang banyak dibudidayakan di Indonesia antara lain adalah; Lele Lokal (Charias Batrachus), Lele Dumbo
(Clarias Gariepinus), Lele Sangkuriang, dan Lele Phyton. Jenis-jenis ikan lele
tersebut sudah sangat popular dan hasilnya telah terbukti sangat produktif.
Jenis-jenis ikan lele tersebut sudah cukup banyak tersebar di Indonesia,
sehingga pembibitanya relatif mudah.
Setelah menentukan jenis
ikan lele yang akan dibudidayakan, langkah selanjutnya adalah menyiapakan
kolam. Pada proposal ini ditekankan pada usaha budidaya ikan lele dengan
menggunakan kolam terpal karena dipandang lebih praktis dan fleksibel untuk
diaplikasikan. Kolam ukuran 2 x 3 x 1 meter membutuhkan luas terpal 4 x 5 meter
dan kolam ukuran 4 x 5 x 1 meter
membutuhkan luas terpal 6 x 7 meter. Bentuk
kolam terpal dapat berupa persegi empat dengan menggunakan tiang terbuat dari bambu
atau kayu berukuran tinggi kurang lebih 1.5 meter.
Cara membuat kolam
terpal dapat dilakukan dengan cara membuat galian tanah setinggi 1,5 m dengan
luas 4 x 5 m untuk kurang lebih 1000 ekor lele. Setelah tanah tersebut digali
tekan-tekan permukaan galian hingga rata, jauhkan kerikil, bebatuan dan benda
keras lainnya dari permukaan galian kolam tanah. Semprot galian tanah tersebut
dengan disinfektan sebagai tindakan sanitasi. Setalah disanitasi biarkan galian
kolam tersebut selama tiga hari, kemudian dipasangkan terpal sesuai ukuran.
Untuk menahan terpal yang akan diisi air menjadi kolam bisa menimbunnya dengan
tanah atau dipancang dengan kayu. Cara yang kedua yaitu tanpa membuat galian
tanah, tapi langsung membuat kolam terpal dengan dipancang pada bagian sisi-sisinya
dengan menggunakan bambu, kayu, atau besi dengan ketinggian kurang lebih 1.5 m
-2 m.
Setelah kolam
disiapkan, langkah selanjutnya adalah pengadaan bibit dan pakan. Pakan
merupakan faktor penting yang sangat menentukan dalam usaha budidaya ikan lele.
Pakan ikan lele dapat menggunakan pelet, sisa-sisa makanan, limbah industri
pangan seperti onggok sinkong, ampas tahu, bungkil dan lain-lain. Pakan ikan
lele relatif mudah, hewan ini tergolong hewan yang rakus sehingga efesiensi pakan
relatif mudah dilakukan. Pemberian pakan alternatif dengan memanfaatkan
sisa-sisa makanan dan limbah industri pangan merupakan upaya untuk menekan
biaya sehingga labanya dapat maksimal. Pemanfaatan limbah industri sebagai
pakan alternatif dapat meningkatkan nilai ekonomis bagi industri pengolahan
pangan yang dapat berjalan secara sinergis.
Selama pemeliharaan
ikan lele penting sekali diperhatikan kesehatannya agar tidak terserang
penyakit yang akan dapat menimbulkan kerugian yang signifikan. Dengan teknologi
bioflock yaitu pemanfaatan mikrobia probiotik dapat memperbaiki sistem perairan
di kolam sehingga ikan lele dapat bertahan dalam kepadatan yang sangat tinggi.
Teknologi bioflock sangat menguntungkan sehingga telah banyak diaplikasikan
oleh para peternak ikan lele. Masa panen ikan lele dapat dicapai pada usia 35 –
60 hari sesuai dengan permintaan pasar.
0 comments:
Post a Comment