Agrotekno Sarana Industri
085741862879
Jual Pupuk, Biopestisida, Penggemuk Sapi Dan Unggas Organik, Starter Bioflock
Pemupukan
merupakan aspek yang sangat penting diperhatikan dalam usaha budidaya tanaman.
Pemupukan yang tepat akan menghasilkan panen yang optimal dan laba yang
maksimal. Sebaliknya jika pemupukan tidak tepat maka dapat mengakibatkan gagal
panen atau menurunya produktifitas yang mengakibatkan kerugian. Oleh karena
itu, kita perlu mengetahui teknik pemupukan yang tepat, jumlah, jenis dan sifat
pupuk, waktu pemupukan, metode pemupukan. Tanah memiliki tingkat kesuburan yang
berbeda-beda, sehingga sangat mempengaruhi jumlah dan jenis pupuk yang
diberikan. Penggunaan lahan, akan menyebabkan hara dalam tanah berkurang karena
terangkut bersama hasil panen, erosi, air limpasan permukaan, atau penguapan.
Pupuk memiliki fungsi sebagai penyedia unsur hara sehingga menyuburkan tanah
dan meningkatkan produktivitas hasil tanam, sebagai nutrisi bagi tanah dan
perbaikan struktur tanah, menghidupkan kembali jasad renik yang ada pada tanah,
melindungi tanaman dari hama dan penyakit.
A. Unsur Penyusun Pupuk
Untuk memilih
jenis pupuk yang akan digunakan, maka kita sebaiknya mempelajari bahan dan
kandungan yang terdapat pada pupuk tersebut. Bahan-bahan pembuat pupuk antara
lain adalah; double superfosfat, CaSO4, fosfor, kotoran (impurities), ZA
(zwavelzuure amoniak), asam bebas (H2SO4), bahan mantel
(coated), dan Filler (pengisi). Adapun kandungan pupuk meliputi
nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur, kalsium(Ca),
magnesium (Mg), besi (Fe), boron (B), mangan (Mn), seng (Zn), tembaga (Cu),
molibdenum (Mo). Secara garis besar unsur-unsur penyusun pupuk dikelompokan
menjadi: unsur hara makro, unsur hara sekunder, dan unsur hara mikro.
A.1.Unsur hara makro
1. Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur yang sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman dan dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Tanaman menyerap
unsur N sebagian besar dalam bentuk ion NO3- dan NH4+.
Tanaman mendapatkan cukup unsur N akan menunjukkan warna daun hijau tua yang
menunjukan bahwa kadar klorofil dalam daun tinggi. Sebaliknya apabila tanaman
kekurangan atau defisiensi N maka daun akan menguning (klorosis) karena
kekurangan klorofil, sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat,
lemah dan kerdil. Defisiensi/kekurangan unsur N juga dapat meningkatkan kadar
air biji dan menurunkan produksi dan kualitas. Kelebihan N akan meningkatkan
pertumbuhan vegetatif tanaman, tetapi akan memperpendek masa generatif, yang
akhirnya justru menurunkan produksi atau menurunkan kualitas produksi tanaman.
Tanaman yang kelebihan N menunjukkan warna hijau gelap, yang menyebabkan
tanaman peka terhadap hama, penyakit dan mudah roboh. Apabila N tersedia di dalam
tanah sebagian besar dalam bentuk amonium, dapat menyebabkan keracunan pada
tanaman dan akhirnya dapat mengakibatkan jaringan vascular pecah dan berakibat
pada terhambatnya serapan air. Sebagian besar pupuk N unorganik mempunyai
kelarutan tinggi jika diberikan ke dalam tanah. Berbeda dengan pupuk N organik
baik pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, akan melepas N jika telah
didekomposisikan.
2. P (Fosfor)
Fosfor merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh
tanaman untuk pertumbuhan. Unsur fosfor diperlukan tanaman dalam proses
fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan
pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya. Pada umumnya kadar
P di dalam tanaman di bawah kadar N dan K yaitu sekitar 0,1 - 0,2 %. Tanaman menyerap sebagian besar unsur hara P
dalam bentuk ion ortofosfat primer (H2PO4-).
pH tanah sangat besar pengaruhnya terhadap perbandingan serapan ion-ion
tersebut, yaitu makin masam H2PO4- makin besar
sehingga makin banyak yang diserap tanaman dibandingkan dengan HPO4-2.
Fosfor mempunyai fungsi sangat penting dalam proses fotosintesis, respirasi,
transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta
proses-proses di dalam tanaman lainnya. Fosfor meningkatkan kualitas buah,
sayuran, biji-bijian dan sangat penting dalam pembentukan biji. P juga sangat
penting dalam transfer sifat-sifat menurun dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Fosfor membantu mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan,
dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air, meningkatkan daya tahan terhadap
penyakit yang akhirnya meningkatkan kualitas hasil panen.
Kekurangan unsur P akan menunjukan gejala tanaman
menjadi kerdil. Bentuk daun tidak normal dan apabila defisiensi akut maka ada
bagian-bagian daun, buah dan batang yang mati. Defisiensi P juga dapat
menyebabkan penundaan kemasakan, juga pengisian biji berkurang. Besarnya
kemampuan tanaman ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: sumber P, tipe
tanah, tanaman, metode aplikasi dan musim. Residu P dari pemupukan menjadi
lebih tersedia setelah penanaman berikutnya. Macam-macam pupuk P yang umum
digunakan petani adalah sebagai berikut: Normal superphosphate (NSP), single superphosphate (SSP); Concentrated
superphosphate (CSP) atau Triple superphosphate (TSP) dihasilkan dari batuan fosfat
dengan asam fosfat dan mengandung 46% P2O5; Ammonium
ortophosphate (AOP), dihasilkan dari pemberian ammonium pada asam fosfat;
Monoammonium orthophosphate (MAP) mengandung 10 – 12% N dan 48 – 55% P2O5;
Diammonium orthophosphate (DAP); Ammonium poliphosphate (APP).
3. Kalium
Kalium
merupakan salah satu unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman dalam proses
fotosintesis. Apabila tanaman mengalami defisiensi unsur K, maka proses
fotosintesis menurun, sedangkan proses respirasi tanaman akan meningkat. Kalium
di dalam jaringan tanaman ada dalam bentuk kation dan bervariasi sekitar 1,7 –
2,7% dari berat kering daun yang tumbuh secara normal. Ion K di dalam tanaman
berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim yang berpartisipasi dalam
beberapa proses metabolisme utama tanaman, membantu dalam kesetimbangan ion
dalam tanaman, penting dalam translokasi logam-logam berat seperti Fe, membantu
tanaman mengatasi gangguan penyakit, penting dalam pembentukan buah,
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap iklim tidak menguntungkan.
Gejala
kekurangan K ditunjukkan dengan: tanda-tanda terbakarnya daun yang dimulai dari
ujung atau pinggir, bercak-bercak berwarna coklat pada daun-daun dan batang
yang tua. Sumber pupuk K utama antara lain adalah: Kalium Klorida (KCl) mengandung
60 – 62% K2O dan larut dalam air. Grade pupuk KCl tersedia dalam 5
ukuran: larut berwarna putih, standart khusus, standart, kasar dan granular.
Kalium Sulfat (K2SO4) atau Sulphate of Potash (SOP),
mengandung 50% K2O dan 18% S, serta Cl dibawah 2,5% sehingga cocok
digunakan pada tanaman yang sensitif terhadap Cl seperti buah-buahan dan
tembakau. Kalium Sulfat (K2SO4), Magnesium sulfat (MgSO4) mengandung 22% K2O,
11% Mg dan 22%S. Kalium Nitrat (KNO3), mengandung 44% K2O dan 13% N.
A.2. Unsur
Hara Sekunder
Unsur
hara sekunder dibutuhkan tanaman supaya dapat tumbuh normal, namun tidak
sebanyak unsur hara primer. Unsur hara sekunder yang dibutuhkan tanaman antara
lain adalah:
1. Kalsium (Ca)
Kalsium
diperlukan oleh tanaman sebagai perangsang perkembangan akar dan daun, membantu
mereduksi nitrat (NO3-) dalam tanaman, membantu
menetralisir asam-asam organik dalam tanaman, sangat esensial untuk
perkembangan biji dalam kacang dan dibutuhkan dalam jumlah besar oleh bakteri
pengikat N-atmosfer. Kalsium diserap tanaman sebagai bentuk kation Ca+2.
Sumber Ca dapat berasal dari batuan kalsit atau dolomite. Penggunaan sumber
kapur, khususnya yang berasal dari kapur terhidrat (Ca(OH)2) dan
kapur bakar (CaO) harus hati-hati karena dapat mengakibatkan tanah steril. Bahan
tersebut dapat membunuh mikroba dan tanaman di sekitarnya. Penambahan atau
peningkatan kadar Ca dan Mg pada tanah yang mengalami defisiensi K atau
penambahan kadar Ca pada tanah yang mengalami defisiensi Mg dapat menyebabkan
tidak setimbangnya unsur hara yang akhirnya dapat menyebabkan pertumbuhan
tanaman tidak baik. Beberapa bahan sumber Kalsium dan kadar % Ca antara lain:
Kalsit (32%), Dolomite (22%), Basic Slag (29%), Gipsum (22%), Marl (24%), Kapur
Terhidrat (46%), Kapur Bakar (60%).
2. Magnesium (Mg)
Magnesium
merupakan atom pusat dalam molekul klorofil sehingga sangat penting dalam
proses fotosintesis. Magnesium juga berfungsi membantu metabolisme fosfat,
respirasi dan aktivator beberapa sistem enzim. Diserap tanaman dalam bentuk
kation Mg+. Sumber utama Mg adalah batu kapur dolomit, merupakan
bahan yang sangat baik memberikan Ca dan Mg dan menetralisir kemasaman tanah.
Beberapa bahan sumber Magnesium dan prosentase kadar Mg: Batu Kapur Dolomite
(3–12%), Magnesium Oksida (55–60%), Basic Slag (3%), Magnesium Sulfat (2–20%),
Kalium-magnesium Sulfat (11%), Magnesium Klorida (7,5%).
3. Sulfur (S)
Dalam
tanaman berfungsi menbantu pembentukan enzim dan vitamin, merangsang nodulasi
untuk fiksasi N oleh legum, dan sangat penting untuk pembentukan klorofil
walaupun bukan bagian dari klorofil. Unsur sulfur diserap dari dalam tanah
dalam bentuk anion sulfat (SO4-2). Beberapa bahan sumber Sulfur antara lain
adalah: Amonium Sulfat / (NH4)2SO4 ( kadar S = 24%), Amonium Tiosulfat (NH4) 2S2O3.5H2O
(kadar S = 26%), Amonium Polisulfida (NH4)2Sx (kadar S = 40–50%),
Kalium Sulfat K2SO4 (18%), Kalium-Magnesium Sulfat K2SO4.2MgSO4
(22%), Gipsum CaSO4.2H2O (kadar S=12–18%), Magnesium
Sulfat MgSO4.7H2O (14%), Kalium Tiosulfat K2S2O3
(kadar S = 17%).
A.3. Unsur
Hara Mikro
Unsur
hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman antara lain adalah: Boron (B), Tembaga
(Cu), Klor (Cl), Besi (Fe), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Seng (Zn). Boron merupakan unsur yang sangat esensial dalam
pembentukan tepung sari, biji dan pertumbuhan wadah tepung sari, dan untuk
pembentukan dinding sel dan biji. Unsur Cu dibutuhkan untuk pembentukan
klorofil dalam tanaman dan sebagai katalis untuk beberapa reaksi yang terjadi
di dalam tanaman. Unsur Cl berperan penting dalam reaksi pemecahan air secara
kimia dengan adanya sinar matahari dan aktifitas beberapa sistem enzim. Selain
itu, unsur Cl dapat berfungsi meminimalkan pengaruh penyakit jamur akar pada
tanaman berbiji, dan juga membantu menekan infeksi jamur pada daun serta
penyakit pucuk. Unsur Fe merupakan katalis pembentukan klorofil dan berfungsi
sebagai pembawa oksigen, juga membantu pembentukan sistem enzim
pernafasan.Unsur Mn
berfungsi sebagai aktivator beberapa reaksi metabolik penting lainnya dan memainkan peranan secara langsung dalam fotosintesis dalam hubungnnya dengan pembentukan klorofil, juga dapat mempercepat perkecambahan dan pemasakan dan meningkatkan ketersediaan P dan Ca. Molibdenum (Mo). Dibutuhkan tanaman untuk sintesis dan aktivator enzim nitrat reduktase. Unsur Zn diperlukan untuk memproduksi klorofil dan karbohidrat.
berfungsi sebagai aktivator beberapa reaksi metabolik penting lainnya dan memainkan peranan secara langsung dalam fotosintesis dalam hubungnnya dengan pembentukan klorofil, juga dapat mempercepat perkecambahan dan pemasakan dan meningkatkan ketersediaan P dan Ca. Molibdenum (Mo). Dibutuhkan tanaman untuk sintesis dan aktivator enzim nitrat reduktase. Unsur Zn diperlukan untuk memproduksi klorofil dan karbohidrat.
B. Jenis-Jenis Pupuk
Macam-macam
pupuk berdasarkan sumber bahan penyusunnya digolongkan menjadi dua
yaitu pupuk organik / alami dan pupuk kimia
/ pupuk buatan; berdasarkan bentuk fisiknya pupuk digolongkan menjadi onggokan,
remahan, butiran, kristal, dan cair; berdasarkan
kandungannya pupuk diogolongkan menjadi pupuk tunggal, majemuk, dan pupuk mikro
hara (micronutrients). Selain itu, dikenal juga pupuk multifungsi yang dapat
diguanakan untuk segala jenis tanaman, baik untuk pertanian, perkebunan,
tambak, maupunpeternakan, yaitu pupuk multifungsi. Pupuk
multifungsi dapat mensterilkan tanah dan menggemburkan kembali tanah.
Menurut cara
melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast
release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah
dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis,
bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh
air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL. Pupuk slow
release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled
release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit
sesuai dengan kebutuhan tanaman.
B.1. Pupuk Unorganik
a.
Pupuk Akar
Pupuk
anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan
cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara
yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat
dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal,
jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara
makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen. Pupuk majemuk
adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk
ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur
hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk
majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung unsur nitrogen dan
fosfor.
Menurut
cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk
akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk
daun adalah Gandasil B dan D, Grow More, dan Vitabloom. Pupuk akar diserap
tanaman melalui akar dengan cara penebaran di tanah, misalnya adalah urea, NPK,
dan Dolomit. Beberapa jenis pupuk unorganik yang biasa digunakan adalah sebagai
berikut:
1. NPK (Nitrogen Phospate Kalium)
Pupuk NPK merupakan pupuk
majemuk yang mengandung unsur hara utama nitrogen, phospate, kalium. Dengan
kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5,
dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen)
dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang
pertumbuhan tanaman.
Pupuk majemuk meski
harganya relatif lebih mahal, namun tetap dipilih karena kandungan haranya
lebih lengkap. Pupuk majemuk berkualitas tinggi jika memiliki ukuran butiran
yang seragam dan tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak
cepat menggumpal. Pupuk majemuk umumnya bereaksi asam, kecuali yang telah
mendapatkan perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg.
Variasi analisis pupuk
mejemuk sangat banyak, misalnya antara NPK 15.15.15 dan NPK 16.16.16, dan 20.20.20 menunjukkan
ketersediaaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk dengan variasi
analisis seperti tersebut di atas antara lain untuk mempercepat perkembangan
bibit; sebagai pupuk pada awal penanaman; dan sebagai pupuk susulan saat
tanaman memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga.
Dalam memilih pupuk
majemuk perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain kandungan unsur hara
yang tinggi, dan harga perkilogram-nya. contoh cara mempertimbangkan pemilihan
pupuk majemuk, variasi analisis pupuk NPK 20.20.20 memiliki kandungan hara yang
lebih tinggi daripada NPK 15.15.15, tetapi sifatnya sangat higroskopis sehingga
mudah sekali menggumpal oleh karena itu sebaiknya tidak dipilih karena bagian
yang menggumpal tidak dapat digunakan.
2. Pupuk TSP
Pupuk TSP (triple super phosphate) dengan
rumus kimia Ca(H2PO4) adalah nutrient unorganik yang digunakan untuk memperbaiki
hara tanah pertanian..
3. Urea
Urea (CO (NH2)2
merupakan pupuk buatan berbentuk butir-butir kristal putih hasil persenyawaan
NH4 (ammonia) dengan CO2. Kandungan N total berkisar
antara 45-46 % artinya dalam 100 kg pupuk urea ada 45-46 kg hara N. Dalam
proses pembuatan urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi
tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Kadar biuret dalam urea harus
kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada
pertumbuhan awal tanaman. Pupuk ini mudah larut dalam air dan bersifat
higroskopis (mudah menghisap air) sehingga harus disimpan di tempat kering dan
tertutup rapat.
Kegunaan unsur hara Nitrogen yang
dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan, antara lain: membuat daun tanaman lebih hijau
segar dan banyak mengandung chlorophyl yang mempunyai peranan sangat panting
dalam proses fotosintesa, mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah kandungan
protein tanaman, dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan
baik holtikultura atau tanaman perkebunan. Tanaman yang kekurangan unsur hara
Nitrogen: daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan, daun tua berwarna
kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun
menjalar ke tulang daun, dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi
kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas, pertumbuhan tanaman
lambat dan kerdil, perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering
kali masak sebelum waktunya.
4. Pupuk SP 36 (Superphospat 36)
SP 36 merupakan pupuk
fosfat yang berasal dari batuan fosfat. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5
yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikkan
serapan fosfat oleh tanaman. Kekurangan unsur fosfat dapat mengakibatkan
pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi tanaman
rendah.
5. KCl (Kalium Klorida)
Kalium klorida (KCl)
merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal.
Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peran utama
kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi
mengurangi efek negatif dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta
meningkatkan pembentukan hijau dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman
terhadap penyakit.
Kekurangan hara kalium
menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara
pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi.
Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar
Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga
aktivitas fotosintesa terganggu.
5. Amonium Sulfat (NH4)2
SO4 atau ZA
Pupuk
ZA memiliki kandungan utama unsur Sulfur (24%) dalam bentuk Sulfat yang mudah
diserap dan Nitrogen (21 %) dalam bentuk amonium yang mudah larut dan diserap
tanaman. Pupuk ZA tidak menyerap banyak air dan digunakan sebagai pupuk dasar
dan susulan. Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama.
Dapat dicampur dengan pupuk lain dan aman digunakan untuk semua jenis tanaman.
Pupuk ZA memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai gizi hasil
panen dan pakan ternak karena peningkatan kadar protein pati, padi, gula,
lemak, vitamin, dll.
Belerang
memiliki peran dalam membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun
menjadi lebih hijau, menambah kandungan
protein dan vitamin hasil panen, berperan penting pada proses pembulatan zat
gula. Kekurangan unsur belerang menyebabkan
tanaman tumbuh kerdil, kurus dan panjang, pertumbuhan dan kematangan
terlambat, terutama pada tanaman biji-bijian, produksi protein tanaman menurun,
pertumbuhan sel tanaman kurang aktif, terjadi penimbunan amida bebas dan asam
amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman, terjadi kerusakan aktifitas
fisiologis dan mudah terserang hama dan penyakit, produksi butir hijau daun
menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami
klorosis / kekuningan, dan hasil panen rendah.
6. Dolomit
Kapur dolomit
memiliki fungsi untuk menaikan pH tanah agar tanah tidak terlalu asam, serta
untuk menambah unsur-unsur Ca dan Mg. Selain itu, kapur dolomit juga
berfungsi untuk menaikkan pH tanah dan
mencegah kekurangan unsur hara makro maupun mikro. Dosis pengapuran bergantung
kondisi pH tanah, umumnya antara 1-2 ton kapur per hektar. Tanah yang pH-nya
rendah seperti tanah gambut dapat diperbaiki dengan penambahan kapur, misalnya
dengan menggunakan: kapur kalsit (CaCO3), dolomit {CaMg (CO3)2,
kapur bakar CaO, kapur hidrat {Ca(OH)2}, garam Epsom (MgSO4).
b. Pupuk Daun
Pupuk
daun adalah jenis pupuk yang diberikan melalui penyemprotan terhadap daun.
Pupuk daun merupakan pupuk yang berbentuk serbuk atau cair yang diserap melalui
stomata pada permukaan daun, dan memiliki kandungan unsur hara yang identik
dengan kandungan unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih
lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur mikro. Pupuk daun yang berkualitas
baik memiliki sifat mudah larut di dalam air tanpa menyisakan endapan. Karena
mudah larut dalam air, sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis, sehingga
tidak dapat disimpan terlalu lama jika kemasannya telah dibuka.
Pemilihan analisis yang tepat pada pupuk daun
perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang sama dengan analisis pada pupuk
majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan kimia tanah tidak dijadikan sebagai
faktor utama. Sebagai faktor utamanya adalah manfaat tiap unsur hara yang
dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan tanaman dan peningkatan hasil
panen. Keuntungan menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman
sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Dalam pemakaian pupuk
daun dikenal istilah konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk. Besarnya
konsentrasi pupuk daun dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang harus dilarutkan
ke dalam satuan volume air yang tercantum dalam kemasan pupuk. Penentuan volume
air dapat diketahui dengan membaca skala pada alat semprot. Jika konsentrasi
pupuk yang digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan, daun akan terbakar.
Penyemprotan
pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari karena bertepatan
pada saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun
karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam
penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah penyemprotan jangan sampai terkena
hujan karena akan mengurangi efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan
menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi
larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar.
Contoh pupuk daun yang beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun 14.12.14
dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu dan Zn.
B.2. Pupuk Organik
Pupuk
organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah
melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah
pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman,
dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai
komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur
hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini
termasuk tinggi.
Beberapa
manfaat dari pupuk organik antara lain adalah: mampu menyediakan unsur hara
makro dan mikro meskipun dalam jumlah yang jauh lebih kecil, memperbaiki granulasi
tanah berpasir dan tanah padat sehingga dapat meningkatkan kualitas aerasi,
memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan
air, meningkatkan aktivitas
mikroorganisme tanah, penambahan pupuk organik pada tanah asam dapat membantu
meningkatkan pH tanah, dan penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi
tanah dan air. Jenis pupuk organik yang biasa digunakan antara lain:
1. Pupuk Kandang
Pupuk
kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan ternak. Kualitas
pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan
cara penampungan pupuk kandang. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine lebih
tinggi daripada kotoran padat. seperti kompos, sebelum digunakan, pupuk kandang
perlu mengalami proses penguraian. Jenis pupuk kandang terdiri dari pupuk panas
dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya
berlangsung cepat sehingga terbentuk panas, sebaliknya pupuk dingin proses
penguraiannya berlangsung lambat. C/N yang tinggi menyebabkan pupuk kandang
terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas. Kualitas pupuk kandang
ditentukan oleh C/N rasio.
Ciri-ciri
pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya
yaitu berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan tidak
berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan pembentuknya
sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relatif stabil.
2. Kompos
Kompos
adalah kasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos ditentukan oleh besarnya perbandingan
antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N ratio). Jika C/N rasio tinggi, berarti
bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna. Bahan kompos dengan C/N
rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama dibanding dengan C/N rasio
rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.
Bahan kompos seperti sekam, jerami padi, batang jagung dan serbuk gergaji memiliki
C/N rasio antara 50-100, daun segar memiliki C/N rasio sekitar 10-20. Proses
pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga 12-15. sampai dengan proses
penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk
memperebutkan unsur hara.
Ciri
fisik kompos berkualitas baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab,
gembur dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Penggunaan dosis
tertentu pada pupuk kompos lebih berorientasi untuk memperbaiki sifat fisik dan
kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara. Penggunaan pupuk organik
sangat menguntungkan karena mampu menggantikan dan mengefektifkan penggunaan
pupuk kimia (unorganik) sehingga biaya pembelian pupuk dapat ditekan, bebas
dari biji tanaman liar (gulma), tidak berbau dan mudah digunakan dan
memperbaiki derajat keasaman tanah, selain itu sangat berguna untuk menyuburkan
tanaman.
3. Mikroba Penyubur Tanah
Beberapa
jenis mikroba yang menguntungkan dapat dijadikan sebagai penyubur tanah
diantaranya adalah jenis bakteri dan jamur seperti Rhizobium, Lactobacillus,
Streptomyces, Micoriza, dan Aspergillus. Jenis dan fungsi mikroba sangat
beragam, cara penggunaannya pun berbeda-beda. Kemajuan ilmu mikrobiologi tanah
berhasil memperbanyak mikroba tanah yang bermanfaat dan mengemasnya sebagai
pupuk cair. Mikroba yang telah dikemas ini kemudian disemprotkan ke tanah
hingga berkembangbiak dan memberi dampak positif bagi kesuburan tanah.
Aplikasi
mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman, namun membutuhkan
waktu untuk berkembang biak. Jumlah mikroba yang disemprotkan dapat terpengaruh
oleh faktor cuaca. Aplikasi mikroba dapat dilakukan secara rutin setiap dua
minggu sekali. Alat semprot yang digunakan sebaiknya bukan yang biasa dipakai
untuk menyemprot pestisida, karena pestisida akan mematikan mikroba. Selain
itu, tidak menyemprotkan pestisida terutama fungisida pada tanah yang telah
diaplikasi mikroba.
0 comments:
Post a Comment