Agrotekno Sarana Industri
085741862879
Jual Aneka Mikroba Untuk Probiotik
Saccharomyces
adalah salah satu jenis mikroba yang merupakan genus khamir/ragi/yeast yang
memiliki kemampuan mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2. Saccharomyces
merupakan mikroorganisme bersel satu tidak berklorofil, termasuk termasuk
kelompok Eumycetes. Tumbuh baik pada suhu 30oCdan pH 4,8. Beberapa
kelebihan saccharomyces dalam proses fermentasi yaitu mikroorganisme ini cepat
berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu
yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat mengadakan adaptasi. Pertumbuhan Saccharomyces dipengaruhi oleh
adanya penambahan nutrisi yaitu unsur C sebagai sumber carbon, unsur N yang
diperoleh dari penambahan urea, ZA, amonium dan pepton, mineral dan vitamin.
Suhu optimum untuk fermentasi antara 28 – 30 oC. Beberapa spesies
yang termasuk dalam genus ini diantaranya yaitu Saccharomyces cerevisiae,
Saccharomyces boullardii, Saccharomyces fibulegera, dan Saccharomyces uvarum.
Secara
morfologi, khamir memiliki membran sel dengan ketebalan 7,5 nm yang merupakan
dua lapisan lipid yangdiselingi oleh protein globular dan membentuk suatu fluid
mosaic. Komponen lipid tersebut terdiri dari fosfolipid
yang berperan dalam fluidisitas membran, dan sterol yang berperan dalam
rigiditasmembran. Sedangkan komponen protein yang menyelingi lapisan lipid
terdiri dari protein yang berperan dalam transport zat,
biosinteisis dinding sel, transduksi sinyal, dan pelekatan
sitokeleton. Komponen struktural membran sel sangat bervariasi antar
spesies, bahkan strain yang berbeda dalamsatu spesies dapat memiliki variasi
komposisi lipid membran. Sebagai contoh, strain baker yeast dari Saccharomyces cerevisiae memiliki jumah fosfotadilkolin (komponen
fosfolipid) yang jauh lebihrendah dibandingkan strain brewer yeast
spesies yang sama. S. Cereviceae secara morfologis umumnya memiliki
bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar, hanya sekitar 1-3µm sampai
1-7µm3.
Perbedaan komposisi
penyusun membran sel tersebut bukanlah
karakter yang statis, melainkan dinamis tergantung dari kondisi pertumbuhankhamir. Sebagai contoh, komposisi lipid, terutama
asam lemak tak jenuh, dapat berubah secaradramatis mengikuti perubahan
laju pertumbuhan, temperatur, dan ketersediaan oksigen. Membran sel khamir bersifat permeabel selektif,
yaitu mampu memilih zat-zat yang dapatmelewatinya, sehingga fungsinya
terutama dalam pengaturan keluar masuknya zat dari dan ke dalamsitoplasma. Peran membrane yang penting berkaitan
dengan proses nutrisi khamir, seperti proses pengambilan
karbohidrat, senyawa nitrogen atau ion; serta pengeluaran zat-zat berbahaya
dari dalamsel. Peran lainnya antara lain
adalah endo- dan eksositosis molekul-molekul kompleks, penghantar sinyal
dari luar sel pada proses respon sel terhadap lingkungan, serta sporulasi.
Yeast termasuk
eukariota uniseluler yang mempunyai keunggulan yaitu mudah dikulturkan,
pertumbuhannya cepat, peta genomnya sudah dapat dipetakan dengan jelas serta
mudah menerima transfer gen. S. Cerevisiae dapat ditumbuhkan
di laboratorium dengan menumbuhkannya pada media tertentu, baik media padat
maupun media cair. Dari segi warna, yeast yang juga sangat berperan dalam
proses fermentasi alkohol ini mempunyai warna putih kekuningan yang dapat
dilihat diatas permukaan tumbuh koloni, sehingga tidak seperti khamir lainnya
yang seringkali tidak terlihat dibawah miskroskop karena tidak kontras dengan
mediumnya. Penampilan makroskopisnya yaitu bentuk koloni yang bulat, warna yang
kuning muda-keputihan, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki
sel bulat dengan askopora 1-8 buah5. Dilihat dari dinding selnya, S.Cerevisiae memiliki
dinding sel yang mengandung a-D-Glukan, kitin, dan manoprotein. Dinding selnya
ini diketahui mempunyai 3 lapisan, yaitu lapisan dalam alkali
in-soluble (30-35%), lapisan tengah alkali-soluble a glukan (20-22%),
serta lapisan luar adalah glikoprotein(30%) yaitu suatu karbohidrat yang
tersusun dari manan yang terfosforilasi.
Saccahromyses
Cerevisiae bersifat fakultatif anaerobik mengandung 68-83% air, nitrogen,
karbohidrat, lipid, vitamin, mineral dan 2,5-14% kadar N total. Cara hidupnya
kosmopolitan dan mudah dijumpai pada permukaan buah-buahan, nektar bunga dan
dalam cairan yang mengandung gula, namun ada pula yang ditemukan pada tanah dan
serangga. Selain kosmopolitan, S. Cerevisiae ini dapat pula
hidup secara saprofit maupun bersimbiosis. Secara taksonomi daripada S.Cerevisiae
adalah digolongkan sebagai berikut:
Kingdom
: Fungi
Division
: Ascomycota
Class
: Ascomycetes
Ordo
: Saccharomycetales
Familia
: Saccharomycetaceae
Genus
: Saccharomyces
Species : Saccharomyces
cerevisiae
Saccharomyces
cerevisiae dapat
berkembang biak secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan aseksual diawali
dengan menonjolnya dinding sel ke luar membentuk tunas kecil. Tonjolan membesar
dan sitoplasma mengalir ke dalamnya, sehingga sel menyempit pada bagian
dasarnya. Selanjutnya nucleus dalam sel induk membelah secara mitosis dan satu
anak inti bergerak ke dalam tunas tadi. Sel anak kemudian memisahkan diri dari
induknya atau membentuk tunas lagi hingga membentuk koloni. Dalam keadaan
optimum satu sel dapat membentuk koloni dengan 20 kuncup.
Perkembangbiakan
seksual terjadi jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan. Pada prosesnya,
sel Saccharomyces cerevisiae berfungsi sebagai askus.
Nukleus nya yang diploid (2n) membelah secara meiosis, membentuk empat sel
haploid (n). Inti-inti haploid tersebut akan dilindungi oleh dinding sel
sehingga mem-bentuk askospora haploid (n). Dengan perlindungan ini askospora
lebih tahan terhadap lingkungan buruk. Selanjutnya, empat askospora akan tumbuh
dan menekan dinding askus hingga pecah, akhirnya spora menyebar. Jika spora
jatuh pada tempat yang sesuai, sel-sel baru akan tumbuh membentuk tunas,
sebagaimana terjadi pada fase aseksual. Dengan demikian Saccharomyces
cerevisiae mengalami fase diploid (2n) dan fase haploid (n) dalam daur
hidupnya.
Spesies khamir yang
paling umum digunakan dalam industri makanan adalah S. cerevisiae,
misalnya dalam pembuatan roti dan produksi minuman beralkohol (bir dan anggur). Selain
digunakan dalam industri makanan manusia, S. cerevisiae juga bisa dimanfaatkan sebagai probiotik makanan ternak. Proses pembuatan roti
merupakan proses fermentasi dari mikroba. Mikroba yang mula-mula melakukan
fermentasi adalah khamir yang terdapat di dalam ragi yakni S.
cerevisiae. Ragi ditambahkan ke dalam campuran adonan roti untuk menghasilkan
gas yang akan mengembangkan adonan, agar bentuk roti menjadi mengembang dan
berpori-pori. Pada waktu yang bersamaan, flavor roti juga terbentuk. Adonan
roti terdiri dari tepung, air, garam, ragi yang berisi S. cerevisiae dan
berbagai jenis bahan tambahan lainnya. Kadang-kadang ditambahkan gula. Sel-sel
ragi S. cerevisiae mengandung enzim maltase yang mengubah
maltosa menjadi glukosa, kemudian oleh fermentasi diubah menjadi etanol, CO dan
sedikit bahan-bahan flavor yang mudah menguap pada hasil akhir.Selama fermentasi, protein tepung yakni gluten menjadi elastis serta mempunyai
kemampuan untuk menahan CO yang dibentuk oleh khamir S. cerevisiae.
Gluten dipecah oleh enzim proteolitik dan enzim khamir S. cerevisiae serta
pengadukan yang dilakukan pada saat membuat adonan. Suhu awal dari proses
fermentasi sangat penting. Bila terlalu rendah produksi gas akan terbatas, bila
terlalu tinggi gas yang terbentuk akan lebih banyak sehingga semua sel-sel ragi
mati.
Dalam dunia peternakan dan perikanan, Saccharomyces ceresiae dapat dimanfaatkan sebagai sumber probiotik. Probiotik adalah pakan tambahan berupa mikroba yang
menguntungkan dan mempengaruhi induk semang melalui perbaikan keseimbangan
mikroorganisme dalam saluran pencernaan. Di bidang peternakan penggunaan
probiotik bermanfaat untuk kesehatan, peningkatan produksi dan pencegahan
penyakit. Shin et al. S. cerevisiae termasuk salah satu mikroba
yang umum dipakai sebagai probiotik dalam dunia peternakan, bersama-sama dengan
bakteri dan cendawan lainnya seperti Aspergillus niger, A.
oryzae, Bacillus pumilus, B. centuss, Lactobacillus
acidophilus, Saccharomyces crimers, Streptococcus
lactis . Pengujian terhadap S. cerevisiae yang
dipakai sebagai feed additive dalam bentuk probiotik terlebih dahulu diuji
secara in vitro dengan melakukan uji kemampuan daya hidup terhadap asam-asam
organik, garam empedu, dan pH rendah. Namun, pemberian
secara berlebihan akan mengganggu keseimbangan mikroflora di dalam tubuh
sehingga mengakibatkan terjadinya pengaruh patogen pada ternak yaitu penyakit
"Saccharomikosis ". Berikut tabel pemanfaatan S.
cerevisiae untuk berbagai jenis ternak :
Tabel
Pemanfaatan S. cerevisiae untuk berbagai jenis ternak
Jenis ternak
|
Pemanfaatan
|
Sumber (pustaka)
|
Ruminansia
|
||
Sapi
|
Meningkatkan produksi susu dan bobot badan
|
Wina (2000)
|
Domba
|
Meningkatkan bobot badan
|
Ratnaningsih (2002)
|
Unggas
|
||
Ayam
|
Menurunkan kuman E. coli
Meningkatkan bobot badan
|
Kumprecht et al. (1994)
Kompiang (2002); Kumprechtova et al.(2001)
|
Hewan air
|
||
Udang
|
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
|
Fox (2002)
|
Ikan
|
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
|
Fox (2002)
|
Aneka ternak
|
||
Kelinci
|
Meningkatkan bakteri yang menguntungkan
|
Tedesco et al. (1994)
|
0 comments:
Post a Comment