Agrotekno Sarana Industri
085741862879
Jual Mikroba Bioflock
Bioflok
merupakan agregat diatom, makroalga, pelet sisa, eksoskeleton organisme mati,
bakteri, protista dan invertebrata juga mengandung bakteri, fungi, protozoa dan
lain-lain yang berdiameter 0,1-2 mm. Bahan-bahan organik tersebut merupakan
pakan alami ikan dan udang yang mengandung nutrisi cukup baik dan dapat menjadi
makanan tambahan yang dapat meningkatkan produksi sector perikanan dan
menurunkan jumlah pakan yang diberikan. Bioflok adalah tehnik pengolahan limbah
cair untuk makroagregat yang dihasilkan dalam sistem lumpur aktif. Proses ini
dimulai dari proses nitrifikasi yang reaksinya adalah amonia plus oksigen
menjadi ion nitrit dan akhirnya nitrat dan air, pada reaksi ini dilakukan oleh
bakteri oksidasi amonia dan bakteri oksidasi nitrit, artinya semua proses ini
memerlukan oksigen. Bakteri dengan kemampuann lisis bahan organik memanfaatkan
detritus sebagai makanan. Sel bakteri mensekresi lendir metabolit, biopolymer
(polisakarida, peptida, dan lipid) atau senyawa kombinasi dan terakumulasi di
sekitar dinding sel serta detritus. Antar dinding sel terjadi saling tarik
menarik sehingga menyebabkan munculnya flog bakteri.
Tehnik
Bioflok pada intinya mereduksi bahan-bahan organik dan senyawa beracun yang
terakumulasi dalam air pemeliharaan ikan. Dengan sistem self-purifikasi didapat
hasil akhir meningkatkan effisiensi pemanfaatan pakan dan peningkatan kualitas
air. Keuntungan dengan menggunakan teknologi bioflock tersebut adalah; penggunaan
pakan lebih effisien, pertumbuhan ikan akan lebih seragam dan lebih optimal
dengan masa waktu panen yang lebih singkat, padat tebar per meter kubik lebih
tinggi kisaran 1000 benih/m3, ikan lebih sehat.
Pembuatan
bioflock dapat dilakukan dengan menggunakan bakteri Bacillus sp. yaitu merupakan
jenis bakteri gram positif, berbentuk batang, dapat tumbuh pada kondisi aerob
dan anaerob. Bacillus sp memiliki spora yang tahan terhadap panas (suhu tinggi). Bacillus
secara alami terdapat dimana-mana, dan termasuk spesies yang hidup bebas atau
bersifat patogen. Secara umum, Bacillus sp. mempunyai sifat: (1) mampu tumbuh
pada suhu tinggi hingga 70 oC dan suhu kurang dari 5 oC,
(2) mampu bertahan terhadap pasteurisasi, (3) mampu tumbuh pada konsentrasi
garam tinggi (>10%), (4) mampu menghasilkan spora dan (5) mempunyai daya
proteolitik yang tinggi dibandingkan mikroba lainnya. Bacillus adalah salah
satu genus bakteri yang berbentuk batang dan merupakan anggota dari divisi
Firmicutes. Bacillus merupakan bakteri yang bersifat aerob obligat atau
fakultatif, dan positif terhadap uji enzim katalase. Beberapa spesies Bacillus
menghasilkan enzim ekstraseluler seperti protease, lipase, amilase, dan
selulase yang bisa membantu pencernaan dalam tubuh hewan.
Kelebihan
bakteri Bacillus sp adalah memiliki kemampuan dalam menghasilkan antibiotik
yang berperan dalam nitrifikasi dan denitrifikasi, pengikat nitrogen,
pengoksidasi selenium (Se), pengoksidasi dan pereduksi mangan (Mn, bersifat
khemolitotrof, aerob dan fakultatif anaerob, dapat melarutkan karbonat, dapat
melarutkan posfat, dan menurunkan pH substrat akibat asam organik yang
dihasilkannya, dapat melakukan mineralisasi terhadap bahan organik kompleks
baik berupa senyawa polisakarida, protein maupun selulosa. Bacillus sp dapat
dimanfaatkan pada tahap persiapan lahan tambak dan pembentukan air pada masa
awal budidaya ikan/ udang. Pembentukan plankton, bakteri pembentuk flock,
menurunkan pH dan stabilisasi alkalinitas berupa pembentukan buffer
(penyanggah) bikarbonat-asam karbonat dapat terlaksana. Namun jika dilanjutkan
terus dari masa pertengahan budidaya hingga akhir (panen) maka eutrofikasi air
dapat terjadi, konsentrasi posfat dan nitrit dapat meningkat sebagai akibat
pelarutan posfat dan degradasi protein dari sisa pakan dan kotoran ikan/ udang
serta produksi nitrit yang intens dari hasil pernafasan denitrifikasi Bacillus
sp. Rentang pH pagi – sore juga dapat bergerak melebar, akibat daya larut
terhadap karbonat yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan buffer
bikarbonat-asam karbonat dan radikal karbonat terbentuk (kalsinasi). Disamping
itu, enzim protease dan chitinase yang dihasilkan selama fermentasi Bacillus sp
dapat secara ekstrim mengganggu siklus dan kesempurnaan moulting bagi udang.
Jenis
Bacillus (B. cereus, B. clausii dan B. pumilus) termasuk dalam lima produk probiotik komersil terdiri dari spora bakteri
yang telah dikarakterisasi dan berpotensi untuk kolonisasi, immunostimulasi,
dan aktivitas antimikrobanya. Beberapa penelitian telah berhasil mengisolasi
dan memurnikan bakteriosin Bacillus sp. Gram positif diantaranya yaitu subtilin
yang dihasilkan oleh Bacillus subtilis, megacin yang dihasilkan oleh B.
megaterium, coagulin dihasilkan oleh B. coagulans, cerein dihasilkan oleh B.
cereus, dan tochicin yang dihasilkan oleh B. thuringiensis. Bakteriosin
merupakan zat antimikroba berupa polipeptida, protein, atau senyawa yang mirip
protein. Bakteriosin disintesis diri bosom oleh bakteri selama masa
pertumbuhannya dan umumnya hanya menghambat pertumbuhan galur-galur bakteri
yang berkerabat dekat dengan bakteri penghasil bakteriosin. Kriteria yang
merupakan ciri-ciri bakteriosin adalah sebagai berikut: (1) memiliki spektra
aktivitas yang lebih sempit, (2) senyawa aktif merupakan polipeptida atau
protein, (3) bersifat bakterisida, (4) mempunyai reseptor spesifik pada sel
sasaran, 5) gen determinan terdapat pada plasmid. Senyawa antibiotik yang
dihasilkan Bacillus sp adalah basitrasin, pumulin, laterosporin, gramisidin,
dan tirocidin yang efektif melawan bakteri Gram positif serta kolistin dan
polimiksin bersifat efektif melawan bakteri Gram negatif. Sedangkan difficidin
memilikis pektrum lebar, mikobacilin dan zwittermicin bersifat antijamur.
Secara
individu, spesies-spesies Bacillus sp memiliki kemampuan khas masing-masing
sehingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan budidaya ikan/ udang, yaitu:
1) B. subtilis dan B. cereus memiliki kemampuan untuk melakukan lysis
terhadap cyanobacteria (BGA) pada konsentrasi 103 sel/ml di air kolam.
Menghasilkan cyanobacteriocyde sehingga cocok untuk digunakan sebagai kontrol
biologi terhadap blooming blue green algae.
2) B. megaterium dan B. polymyxa mampu
menghasilkan antibiotik berupa megacin dan polymycin yang efektif untuk menekan
pertumbuhbiakan vibrio, Escherchia colli dan Aeromonas. B. Polymyxa memiliki
berbagai macam potensi termasuk antibiotik peptida, protease, dan berbagai
macam enzim carbohydrateutilizing, seperti P-amilase,,-D-xilanase, pullulanase,
glukosa isomerase, dan polygalacturonate liase.
3) B. coagulans dan B. lichenoformis mampu
mensintesis secara cepat dan massal lectin dan polyhydroxyalkanoat (PHA) untuk
polimerisasi activated sludge/bioflok, sehingga cocok untuk penebalan bioflok
di air kolam/tambak jika diperlukan.
4) B. subtilis dan B. coagulans mampu
menghentikan diare/mencret pada ikan/udang jika digunakan sebagai aditive pada
pakan. B. subtilis memiliki kemampuan memproduksi antibiotik dalam bentuk
lipopeptida, salah satunya adalah iturin. Iturin membantu B. subtilis
berkompetisi dengan mikroorganisme lain dengan cara membunuh mikroorganisme
lain atau menurunkan tingkat pertumbuhannya. Iturin juga memiliki aktivitas
fungisida terhadap pathogen. Serta menghasilkan subtilin sebagai antibiotik
yang digunakan untuk menekan populasi abkeri pathogen. B. coagulans mampu
menghasilkan enzim amilase dan lipase.
5) B. lichenoformis mampu menghasilkan enzim
protease yang dapat meningkatkan daya cerna protein dari pakan sehingga mampu
meningkatkan protein efficiency ratio pakan (fermented feed). Bakteri ini
merupakan species bakteri yang mampu menghasilkan protease dalam jumlah yang
relatif tinggi. Jenis protease yang dihasilkan oleh bakteri ini adalah enzim
ekstraselular yang tergolong proteinase serin karena mengandung serin pada sisi
aktifnya.
6) B. subtilis dan B. lichenoformis dapat
menghasilkan biosurfaktan yang mampu memotong gugus peptida dari toksin blue
green algae.
7) B. subtilis, B. cereus dan B. megaterium
mampu mengoksidasi senyawa hidrokarbon seperti minyak bumi dan fenol. B. megaterium merupakan produser
utama untuk vitamin B12 dan penicillin. Selain itu, juga dapat memproduksi
enzim yang berfungsi untuk sintetik steroid dan stabilitas yang baik dari
plasmid rekombinan (Vary, 2007).
8) B. subtilis dan B. lichenoformis penghasil
biosurfactan dengan jenis lipoprotein (biosurfactin).
0 comments:
Post a Comment