Jual Aspergillus niger untuk fermentasi pakan ternak
Telp. 087731375234
Kambing
adalah salah satu hewan ternak yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Daging
kambing banyak diminati karena aroma khas daging kambing sangat disukai oleh
penggemarnya. Di Indonesia kuliner sate kambing, tongseng kambing, dan
lain-lain, sangat populer di Indonesia. Selain itu, daging kambing juga telah
banyak dikalengkan menjadi produk
kemasan yang menarik, tahan lama, dan dipasarkan luas. Oleh karena itulah
permintaan daging kaming terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, saat ini
peternakan kambing di Indonesia belum mampu memenuhi permintaan yang ada. Hal
ini disebabkan budidaya kambing di
Indonesia secara umum belum dilakukan secara intensif, sehingga kapasitas produksinya
masih rendah. Hal ini menjadi peluang yang menarik untuk mengusakan budidaya
kambing. Di Indonesia, jenis kambing yang sudah umum dibudidayakan di antaranya
adalah kambing Jawa, kambing Gibas, PE (peranakan etawa). Langkah-langkah dalam budidaya kambing adalah
sebagai berikut:
1. Pembuatan Kandang
Untuk
beternak kambing hal pertama yang harus di perhatikan adalah kualitas kandang. Ukurannya harus sesuai dengan jumlah
kambing yang akan kita pelihara. Kandang harus memudahkan kita melakukan
pengawasan terhadap kambing yang ada pada kandang, memudahkan kita dalam
pemberian pakan dan aman serta kuat bagi si kambing. Sirkulasi udara yang
cukup, dan pencahayaan matahari yang cukup (tidak terlalu panas dan tidak
terlalu lembab). Kandang cukup kokoh dan biayanya layak terjangkau sehingga
mampu bertahan lama. Kandang yang akan dibuat hendaknya minimal berjarak 10
meter dari rumah agar menghindari bau yang tidak sedap yang dapat mengganggu kesehatan.
Pada
umumnya tipe kandang yang baik bagi ternak kambing adalah yang berbentuk
panggung. Kandang panggung memiliki kolong untuk menampung kotorandi bagian
bawah kandang, berfungsi menghindari kebecekan serta kontak langsung dengan
tanah yang bisa jadi tercemar penyakit. Lantai kandang di tinggikan antara 1 –
2 meter, bak untuk pakan dapat di tempelkan pada dinding kandang dengan
ketinggiannya sebahu kambing.Dasar kolong kandang bagian pinggir di gali
sedalam ±20 cm dan 30-50 cm pada bagian tengah serta di buatkan saluran yang
menuju bak penampung kotoran yang selanjutnya dapat di proses untuk menjadi pupuk
kandang.
Ukuran
kandang: jika ingin memelihara kambing terpisah, bisa dengan ukuran 1,5 x 1,5
meter untuk 1 ekor kambing dewasa, jika kambing masih kecil tapi sudah di sapih
bisa muat 2 ekor kambing. Sedangkan bagi kambing yang baru di lahirkan, kandang
ini cukup utuk 2 ekor kambing kecil beserta induknya.Jangan lupa untuk selalu
menjaga kebersihan kandang agar kambing tidak mudah terserang penyakit. Jika
kandang sudah pernah digunakan oleh kambing yang terserang penyakit, lebih baik
kandang di desinfektan terlebih dulu. Tapi kalo kambingnya sehat cukup di cuci
menggunakan air bersih saja. Kandang dan lingkungan disekitarnya juga tidak
boleh lembab dan juga bebas dari genangan air, agar tidak di jadikan sarang
nyamuk atau hewan sejenis lain yang dapat menggigit dan menghisap darah si
kambing.
2. Pemilihan bibit yang
bagus
Kambing
Jawa cirinya adalah badannya kecil dan relatif pendek, telinganya juga pendek
dan tegak, baik jantan maupun betinanya memiliki sepasang tanduk, lehernya yang
pendek dan punggung meninggi, warna bulu bervariasi, ada yang tunggal hitam,
coklat, merah atau belang hitam putih dan rasa kambing ini juga enak, banyak
yang menyukainya. Jenis kambing ini lebih mudah perawatannya karena lebih tahan
terhadap penyakit dan memiliki presentase perkembangbiakan yang bagus.
Sedangkan
kambing Etawa ukuran tubuhnya lebih tinggi dan lebih besar serta telinganya
memanjang ke bawah sepanjang 15 – 30 cm. Bagian hidung ke atas melengkung dan
warna bulunya bervariasi antara coklat, putih dan hitam adalah yang paling
sering dijumpai. Bagi kambing jantan memiliki bulu tebal dan agak panjang di
daerah pundak dan di bawah leher, sedangkan kambing betinanya di bagian bawah
ekor. Kambing ini bisa menghasilkan susu yang banyak, sehingga sering di
gunakan juga sebagai penghasil susu. Tapi, kambing ini juga sangat cocok untuk
di jadikan sebagai kambing penghasil daging.
Setelah
mengenal jenis kambing yang akan di pelihara barulah memilih bibit yang
berkualitas dan di butuhkan ketelitian, tentunya kita tidak ingin salah memilih
kambing yang terkena penyakit dan bahkan bisa menular. Usia kambing yang di
jadikan bibit harus sudah mencapai 4 bulan, karena pada saat itu kambing sudah
berkonsentrasi pada pembentukan daging dan lebih mudah untuk di gemukkan.
Pilihlah
yang bulunya mengkilap, matanya bening, tidak cacat, kakinya lurus kokoh dan
tumitnya terlihat tinggi. Mulut dan hidung bersih tidak berlendir, sebagai
tanda kambing tidak penyakitan, anusnya pun bersih. Garis pinggang dan garis
punggung tulang belakang lurus, tidak melengkukng ke bawah. Usia ideal
penggemukkan adalah sekitar 8 – 12 bulan. Ukuran badannya juga normal tidak
kurus maupun terlalu gemuk / kelebihan. Sebaiknya juga pilih yang bentuk
ekornya melebar bukan yang berbentuk seperti cambuk. Menurut para peternak,
kambing yang memiliki ekor berbentuk cambuk pembentukan dagingya tidak terlalu
maksimal / terlalu lamban. Sedangkan kambing yang memiliki bentuk ekor melebar
lebih maksimal dalam pembentukan daging, yaitu sekitar 3 bulan.
3. Pemilihan pakan yang
mencukupi kebutuhan gizi
Pakan
adalah hal yang terpenting untuk menunjang proses penggemukan kambing, yaitu
suatu aktivitas pemeliharaan kambing yang sebelumnya dalam kondisi kurus
selanjutnya di tingkatkan berat badannya melalui proses pembesaran daging yang
memakan waktu sekitar 3 – 5 bulan lamanya.Makanan kambing biasanya berupa hijau
– hijauan segar, seperti: rumput, daun lamtoro, daun turi, daun singkong yang
berprotein cukup tinggi, daun nangka dan daun pepaya. Tapi sebelum memberikan
daun – daunan hijau pada kambing sebaiknya di lakukan penjemuran atau di
layukan terlebih dahulu, sekitar 2 – 3 jam di bawah terik matahari yang
bertujuan untuk menetralkan kemungkinan racun berbahaya yang ada di dalam daun
– daunan hiaju tersebut.
Jika
kambing sampai keracunan, si kambing bisa mabok, sakit dan bahkan mengalami
kematian. Selain itu, kambing juga bisa diberi jerami (dari tanaman jagung,
kedelai, padi, tebu atau yang lainnya), kulit umbi – umbian (seperti kulit
singkong, ubi jalar dan yang lainnya), kulit kacang – kacangan (bisa kacang
tanah ataupun kulit kopi), serta sayur – sayuran sisa dari pasar.
Kambing
juga membutuhkan makanan padat atau konsentrat yang berguna untuk mempercepat
penggemukan. Bisa di beli di toko pakan ternak atau di ganti menggunakan bekatul,
ampas tahu dan ketela pohon yang sudah di cacah dengan perbandingan 40% : 40% :
20% . Kombinasi bahan tersebut harus mencapai 3 kg, karena sebanyak itulah yang
harus di konsumsi 1 ekor kambing per harinya.
Kambing
di beri makan 2 kali sehari, jam 8 pagi dan jam 4 sore. Pakan hijau – hijauan
tidak di anjurkan di berikan bersamaan dengan pakan konsentrat, karena
kandungan nutrisinya berbeda. Di sarankan, sebaiknya pakan konsentrat di
berikan saat kambing sudah banyak mengkonsumsi hijau – hijauan, tapi belum juga
terlihat kenyang. Jangan lupa juga untuk memberi minum dengan air bersih
sekitar pukul 3 sore. Minuman yang paling bagus adalah air cucian beras yang
sudah di campur dengan sedikit bekatul atau dedak.
Selain
di berikan rumput, daun hijau dan juga makanan konsentrat. Kambing masih
membutuhkan pakan pelengkap dengnan kandungan gizi ternak yang belum terdapat
pada 3 jenis makanan sebelumnya. Pemberian pakan pelengkap ini bertujuan untuk
lebih mengoptimalkan lagi pertumbuhan, kesehatan dan produksi ternak. Kambing
dapat di berikan suplemen makanan yang mengandung asam amino esensial pembentuk
sel dan organ tubuh, mengandung vitamin lengkap yang berguna untuk daya tahan
tubuh dari serangan penyakit, serta mineral – mineral pelengkap (N, P, K, Ca,
Mg, Cl dll) sebagai penyusun tulang dan darah, juga memperlancar proses
metabolisme dalam tubuh. Bisa menggunakan suplemen merek Viterna yang bisa di
larutkan bersamaan air atau pakan ternak yang akan di berikan.
4. Pemeliharaan
kesehatan
Setelah
kebutuhan pakan yang lengkap dan bergizi sudah tercukupi, selanjutnya adalah
pemeliharaan atau perawatan si kambing. Tindakan pertama yang bisa kita lakukan
adalah melakukan pencegahan terhadap penyakit yang bisa menyerang kambing
peliharaan kita, seperti menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya.
Menurut pengalaman menjaga kebersihan kandang, memberi makanan sehat dan
perawatan yang baik bisa menghilangkan bau pada kandang dan tubuh si kambing.
Lahan
yang digunakan untuk memelihara atau yang di jadikan kandang harus bebas dari
penyakit menular. Kambing yang di duga bulunya membawa penyakit sebaiknya di
mandikan terlebih dahulu dan di gosok dengan larutan sabun karbol, Neguvon,
Bacticol Pour, Triatex atau Granade 5% dengan konsentrat 4,5 gram untuk 3 liter
air. Untuk membasmi kutu pada kambing, dapat di mandikan dengan larutan Asuntol
dengan konsentrasi 3 – 6 gram untuk di larutkan pada 3 liter air.
Perlunya
di lakukan vaksinasi secara rutin yang bertujuan untuk mencegah terjangkit
penyakit yang di sebabkan oleh virus. Beberapa jenis penyakit yang sering
menyerang kambing adalah: penyakit Parasit (cacingan, kudis, kutu), penyakit
Bakterial (antraks, busuk kuku, cacar mulut), penyakit Virus, penyakit lain
seperti keracunan sianida, kembung perut dan keguguran. Jika tidak segera di
atasi bahkan bisa menyebabkan kematian.Maka perlunya pengamatan atau pemantauan
pada ternak, jadi saat terdapat gejala penyakit tersebut terlihat pada kambing
peliharaan kita, kita bisa segera tahu dan memastikan jenis penyakitnya serta cara
pengobatannya sehingga mencegah penyakit tersebut menular ke kambing yang
lainnya.
5. Cara reproduksi atau
waktu kawin
Setelah
semua persiapan, perawatan dan pemeliharaan baik dan benar yang sudah kita
lakukan, hari demi hari si kambing akan tumbuh besar dan cukup dewasa untuk di
kawinkan. Biasanya kambing potong yang berumur 8 – 10 bulan sudah siap untuk di
kawinkan, tanda – tandanya adalah: kegelisahan, alat kelamin kambing menjadi
kemerahan dan bengkak, ekor yang di gerak – gerakkan, dan juga berkurangnya
nafsu makan.
Setelah
di kawinkan kambing akan mengandung selama 5 – 6 bulan, lalu penanganan pada
proses kelahiran juga di butuhkan. Kita perlu perhatikan tanda – tanda dari
kambing potong yang ingin melahirkan, biasanya kambing akan menggaruk – garuk
lantai kandang dan terlihat gelisah. Dalam hal ini, kita juga harus turut serta
dalam proses kelahiran untuk menghindari hal- hal yang tidak di inginkan.
Dengan pengelolaan yang baik kambing dapat melahirkan setiap 7 bulan sekali dan
sekali melahirkan dapat menghasilkan 1 – 4 ekor anak kambing. Setelah 1 bulan
semenjak sang induk kambing melahirkan maka induk kambing sudah bisa kita
kawinkan kembali dengan kambing pejantan.
Setelah
proses kelahiran, anak kambing yang baru lahir tersebut juga perlu perawatan
yang baik dan benar. Memastikan sang anak mendapat susu dari si induk, agar si
anak memperoleh asupan susu yang tepat dari sang induk karena terkadang si
induk enggan menyusui anaknya, ini bisa menyebabkan anak kambing kekurangan
gizi. Jika keadaannya seperti itu, kita bisa memberi si anak kambing susu
buatan. Biasanya penyapihan anak kambing bisa di lakukan setelah usianya
mencapai 3 – 4 bulan, setelah itu anakan kambing ini dapat di jual sebagai
bakalan bibit. Sedangkan setelah umur 10 bulan ke atas barulah kambing dapat di
panen untuk di ambil dagingnya.
Beternak
kambing ini relatif mudah untuk di lakukan. Sebenarnya kalau pemilihan bibitnya
benar sehingga mendapatkan bibit yang bagus dan sehat, serta kebersihan kandang
yang kita selalu jaga maka tidak perlu khawatir akan penyakit yang mengancam.
Memang di butuhkan ketekunan dan kesabaran dalam beternak kambing, karena waktu
yang di butuhkan sampai dengan masa panen cukup lama. Namun, hasilnya cukup
lumayan kalau dilakukan secara intensif dalam jumlah cukup banyak.
0 comments:
Post a Comment