Agrotekno Jual Aneka Culture Mikroba
Telp. 087731375234
Hidroponik adalah merupakan salah
satu teknik bercocok tanam yang saat ini kian digandrungi oleh banyak kalangan.
Dengan teknik hidroponik kita tidak perlu menggunakan media tanah dan tidak
harus menggunakan areal lahan yang luas. Sistem hidroponik dipandang sebagai
teknik bercocok tanam yang mampu mengatasi lahan pertanian yang semakin sempit
karena berkembangnya pemukiman. Secara
bahasa Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang
berarti air dan ponos yang
artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Pada sistem hidroponik nutrisi
yang dibutuhkan tanaman berupa unsur hara makro dan mikro dilarutkan dalam
media air yang diserap tanaman.
Selain tidak
memerluakan media tanah, system hidroponik juga memiliki keunggulan lain yaitu;
1). Aair akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk
keperluan lain, misalnya dijadikan akuarium; 2). Pengendalian nutrisi lebih
sederhana sehingga nutrisi dapat diberikan secara lebih efektif dan efisien;
3). Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan; 4). Memberikan
hasil yang lebih banyak; 5). Mudah dalam memanen hasil; 6). Steril dan bersih;
7). Media tanam dapat digunakan berulang kali; 8).Bebas dari tumbuhan
pengganggu/gulma; 9). Tanaman tumbuh lebih cepat. Sistem hidroponik dapat
diterapkan untuk berbagai macam jenis tanaman diantaranya sayuran, tanaman
buah, dan tanaman hias. System hidroponik penempatannya sangat fleksibel dapat
diletakan dihalaman rumah, pekarangan dengan mengguanakan green house, di atap
rumah atau samping rumah sehingga dapat sekaligus dimanfaatkan sebagai
penghijauan lingkungan.
Macam-macam hidroponik
·
Static
solution culture (kultur
air statis)
·
Continuous-flow
solution culture,
contoh: NFT (Nutrient Film Technique),DFT (Deep Flow Technique)
·
Aeroponics
·
Passive
sub-irrigation
·
Ebb
and flow atau flood
and drain sub-irrigation
·
Run
to waste
·
Deep
water culture
·
Bubbleponics
·
Bioponic
Static solution culture
Static solution
culture adalah
budidaya hidroponik dengan air statis yaitu
airnya diam dan tidak mengalir, merupakan teknik hidroponik yang akarnya secara
terus-menerus tercelup ke dalam air yang diletakkan pada wadah berisi
larutan nutrien.
Di Indonesia, Static solution culture lebih dikenal dengan
istilah teknik apung (atau disebut rakit apung) dan sistem sumbu (atau
disebut wick system). Merupakan jenis paling sederhana dari semua
jenis hidroponik. Untuk ukuran wadah larutan dapat berbeda tergantung pada
penggunaan dan ukuran tanaman. Dalam skala kecil (skala rumah tangga maupun
hobby berskala kecil), hidroponik dapat dibuat dengan wadah yang biasanya
dipakai di dalam rumah seperti gelas, toples, ember, ataupun bak air.
Wadah bening
dapat di bungkus dengan Aluminium foil, plastik, cat, atau material lain yang
menolak cahaya (membuat
cahaya tidak bisa masuk) sehingga lumut tidak dapat tumbuh. Penutup wadah air
dilubangi dan diisi tanaman, disitu dapat diisi satu atau beberapa netpot
tanaman untuk setiap wadah air. Dalam teknik sumbu sendiri setiap net pot diisi media tanam dan
potongan kain yang menjulur ke bawah yang berfungsi menyerap larutan ke akar
tanaman melalui pipa-pipa kapiler pada kain. Sedangkan
dalam teknik apung dapat menggunakan lembaran gabus yang
dilubangi dan disisi pot-pot kecil yang diisi (media tanam) untuk tanaman yang
akarnya tercelup langsung pada wadah air.
Agar
larutan nutrien dapat
bersirkulasi secara merata, maka perlu diberi oksigen dengan
mesin pompa udara atau disebut aerator (aerator
kecil bisa didapat di toko ikan) ataupun dengan penggunakan pompa air yang
biasa dipakai di aquarium. dalam skala komersial dapat menggunakan pompa
bertenaga medium (yang biasa dipakai untuk pancuran kolam dan taman). Tanpa
aerator pun masih bisa, namun jika tidak di beri aerator, akan membuat larutan
yang berada di bagian bawah menjadi tidak terserap lantaran posisi akar berada
di atas larutan yang tidak terserap (lantaran air tidak bersirkulasi), dan
juga, akar-pun kurang mendapat asupan oksigen.
Larutan nutrien dapat
diganti sesuai jadwal atau sesuai prosedur. Setiap kali larutan berkurang
hingga di bawah tingkat tertentu, maka perlu menambahkan air atau larutan
nutrisi segar sesuai dengan kebutuhan masing-masing tanaman yang dinyatakan
dengan satuan TDS (Total Solid Dissolved) atau PPM (Part per Million) yang diperlukan.
Hidroponik
teknik sumbu (wick system) memiliki kendala pada penurunan volume
larutan, untuk mencegah ketinggian larutan nutrien turun
di bawah akar ataupun sumbu, dapat digunakan keran dengan katup pelampung bola
(yang biasa dipakai di tandon) untuk menjaga ketinggian larutan secara
otomatis. Dalam budidaya larutan rakit apung, tanaman ditempatkan dalam celah
pada lembaran gabus / stereofoam yang mengapung di atas
permukaan larutan nutrisi. Dengan teknik apung, ketinggian larutan tidak akan
turun di bawah akar dan akarpun selalu tercelup pada larutan nutrien.
Aeroponik
Aeroponik adalah merupakan sistem yang
akarnya secara berkala dibasahi dengan butiran-butiran larutan nutrien yang
halus (seperti kabut). Metode ini tidak memerlukan media dan memerlukan tanaman
yang tumbuh dengan akar yang menggantung di udara atau pertumbuhan ruang yang
luas yang secara berkala, akar dibasahi dengan kabut halus dari larutan
nutrisi. Aerasi secara sempurna merupakan kelebihan utama dari aeroponik.
Teknik
aeroponik telah terbukti sukses secara komersial untuk perkecambahan biji,
produksi benih kentang, produksi tomat, dan tanaman daun. Kelebihan aeroponik
yang lain yang berbeda dari hidroponik adalah bahwa setiap jenis tanaman dapat
tumbuh (dalam sistem aeroponik yang benar), karena lingkungan mikro dari
aeroponik benar-benar dapat dikontrol. Keunggulan aeroponik adalah bahwa tanaman
aeroponik yang di jeda pembasahannya akan dapat menerima 100% dari oksigen yang
ada, dan karbon dioksida pada bagian akar, batang,
serta daun, sehingga mempercepat pertumbuhan biomassa dan mengurangi waktu
perakaran.
Penelitian NASA
menunjukan teknik aeroponik, bahwa tanaman dapat mengalami peningkatan
pertumbuhan sebesar 80% dalam massa berat kering (mineral penting) dibandingkan
dengan tanaman yang tumbuh pada hidroponik lain. Aeroponik menggunakan 65% air
dari kebutuhan air hidroponik. NASA juga menyimpulkan bahwa tanaman yang tumbuh
dengan aeroponik, membutuhkan ¼ nutrisi yang digunakan dibandingkan dengan
hidroponik lain Bercocok tanam dengan Aeroponik menawarkan kemampuan petani
untuk mengurangi penyebaran penyakit dan patogen. Aeroponik juga banyak
digunakan dalam penelitian laboratorium fisiologi tanaman dan patologi tanaman. Teknik aeroponik mendapat perhatian khusus oleh NASA karena kabut lebih mudah untuk
ditangani daripada menangani cairan di tempat tanpa gravitasi. Kelebihan lain
dari aeroponik ini, kentang dapat dipanen tanpa merusak jaringan akar pada
tanaman sehingga sebuah tanaman dapat dipanen berkali-kali[12] dan dapat memilih umbi kentang
yang siap panen.
Media tanam
Media tanam inert adalah media tanam yang
tidak menyediakan unsur hara. Pada umumnya media tanam inert berfungsi
sebagai buffer dan penyangga tanaman. Beberapa contoh di
antaranya adalah:
·
Arang
sekam
·
Expanded
clay
·
Perlite
·
Vermiculite
Beberapa
Tanaman yang sering dibudidayakan dengan Teknik Hidroponik
1.
Selada
Tanaman
yang sering kali disantap dalam keadaan mentah atau disebut dengan lalapan ini
merupakan tanaman yang dapat dibudidayakan dengan teknik hidroponik. Selada
merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan menggunakan teknik
hidroponik. Selain itu, keuntungan lain dari menanam selada dengan teknik
hidroponik adalah perawatannya yang tidak ribet. Selada juga akan tumbuh dalam
waktu yang cukup cepat, yaitu hanya dalam 2 minggu bibit selada yang telah
disemai sudah bisa mengeluarkan 2 lembar daun.
2.
Timun
Tanaman
timun termasuk tanaman yang hasilnya memuaskan ketika dibudidayakan dengan
teknik hidroponik. Untuk menunjang keberhasilan hidroponik tanaman timun maka
diperlukan cahaya yang cukup. Selain itu, ketika tanaman timun sudah mulai
tumbuh besar memerlukan lahan yang cukup luas agar buah timun nantinya tidak
rusak.
3.
Sayuran berdaun hijau
Selain
selada, sayuran berdaun hijau lainnya seperti bayam, kangkung, dan sawi juga
bisa ditanam secara hidroponik. Tak kalah dengan selada, sayuran ini juga akan
tumbuh baik ketika ditanam secara hidroponik. Tips yang harus Anda perhatikan
untuk menanam sayuran hijau secara hidroponik yaitu jangan sampai membiarkan
sayuran tersebut tumbuh terlalu besar. Sebab hal ini bisa menghambat sirkulasi
udara yang berakibat sayuran menjadi layu bahkan mati.
4.
Buah-buahan
Tak hanya sayuran, buah-buahan
seperti hidroponik tomat, melon, dan cabe juga dapat dibudidayakan secara
hidroponik. Agar buah-buahan tersebut tumbuh dengan baik, hal yang harus Anda
perhatikan yaitu nutrisi air serta asupan cahaya. Sedangkan untuk tanaman
berukuran besar seperti melon, jangan lupa untuk menyediakan lahan yang cukup
luas.
0 comments:
Post a Comment